Bisnisbandung.com - Pada masa pemilu beredar di media sosial mengenai orang cerdas pilih paslon 01 dan mayoritas pemilih paslon 02 dari kalangan wong cilik yang mayoritasnya pendidikan menengah kebawah.
Hal tersebut memunculkan pertanyaan, benarkah IQ mempengaruhi seseorang dalam memandang politik?
Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di University of Minnesota, Twin Cities telah mengungkapkan.
Bahwa faktor-faktor seperti kecerdasan dan faktor genetik yang terkait dengan kecerdasan memainkan peran penting dalam membentuk afiliasi politik seseorang.
Menurut para peneliti, kecerdasan berkorelasi dengan kecenderungan politik yang mendukung ideologi atau sikap politik tertentu, terutama yang berkaitan dengan perubahan.
Studi ini menyoroti pentingnya memperhitungkan faktor-faktor psikologis dan genetik dalam memahami preferensi politik individu.
Baca Juga: Analisis Kritis Deddy Sitorus: Dikit-Dikit Salah Jokowi, Benarkah Semua Berasal dari Jokowi?
Beberapa teori yang diusulkan oleh para peneliti telah menarik perhatian. Salah satunya adalah bahwa individu dengan kecerdasan lebih rendah cenderung memiliki afiliasi politik yang lebih konservatif.
Ini disebabkan oleh preferensi kaum konservatif untuk mempertahankan status quo dan ketidaksetujuan terhadap perubahan, sementara kaum liberal cenderung lebih terbuka terhadap inovasi dan perubahan.
Namun, ada juga pandangan yang berbeda yang diajukan oleh psikolog Jerman-Inggris Hans Eysenck.
Menurut teori ini, individu dengan kecerdasan lebih tinggi cenderung menghindari ideologi politik ekstrem.
Baca Juga: Rocky Gerung Kritik Jokowi terkait Politik Dinasti dan Penurunan Demokrasi
Mereka lebih condong pada pandangan politik yang moderat atau sentris, karena ekstremisme cenderung dikaitkan dengan dogmatisme dan kekakuan, sifat-sifat yang kurang menarik bagi individu yang lebih cerdas.
Artikel Terkait
Konstelasi Politik Di Solo Raya Pasca Kemenangan Prabowo, Soloraya Bukan Lagi Basis Merah, Tapi Surga Bagi Demokrasi
Open House Ajang Rekonsiliasi Politik dan Koordinasi?
Rocky Gerung: Tidak Ada Ruang bagi Anies Baswedan dalam Politik Jokowi
Rocky Gerung Kritik Jokowi terkait Politik Dinasti dan Penurunan Demokrasi
Mengejutkan! Idul Fitri : Jokowi dan Megawati Tak Bertemu, Istana Sebut Hal Ini
Analisis Kritis Deddy Sitorus: Dikit-Dikit Salah Jokowi, Benarkah Semua Berasal dari Jokowi?