Bisnisbandung.com - Pemerintah Rusia menetapkan gerakan LGBT sebagai organisasi ekstremis dan teroris.
Setelah serangkaian aksi kekerasan di Moskow, termasuk penembakan massal di kompleks ritel dan konser Crocus City Hall pada Jumat 2024.
Langkah ini disusul oleh keputusan Mahkamah Agung Rusia pada November 2023 yang mendukung penetapan aktivis LGBT sebagai ekstremis.
Memicu kekhawatiran dari perwakilan komunitas gay dan transgender akan meningkatnya penangkapan dan penuntutan.
Baca Juga: Juru Bicara MK: Anwar Usman Tidak Terlibat dalam Sidang Sengketa Pemilu 2024
Rosfinmonitoring, lembaga yang mengelola daftar organisasi ekstremis dan teroris, mengumumkan pengikut gerakan LGBT masuk dalam daftar tersebut.
Daftar yang mencakup lebih dari 14.000 individu dan entitas, termasuk Al Qaeda dan Meta, juga mencerminkan perubahan nilai-nilai kekeluargaan di Rusia di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin.
Kantor berita negara RIA menyebutkan bahwa langkah tersebut memicu kekacauan dalam gerakan sosial LGBT internasional.
Baca Juga: Langkah Politik Khofifah, Kembali ke Panggung Politik Jawa Timur?
Selama satu dekade terakhir, Rusia telah memperketat pembatasan terhadap ekspresi orientasi seksual dan identitas gender, termasuk meloloskan undang-undang yang melarang hubungan seksual "non-tradisional" dan perubahan gender secara hukum dan medis.
Keputusan pemerintah Rusia memicu perdebatan tentang hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi di negara tersebut serta di tingkat internasional.
Baca Juga: Ketua IA ITB Jabar dengan Tegas Melarang Kampanye LGBT di Ruang Publik dan Akademis
Meskipun dianggap sebagai upaya untuk memperkuat nilai-nilai tradisional, langkah ini juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi penindasan terhadap komunitas LGBT dan pembatasan terhadap kebebasan individu.***
Artikel Terkait
4 Tim pendukung LGBT telah gugur, Simak deretan karma dari negara gerakan One Love di Piala Dunia Qatar 2022
Meski Trending, MV Terbaru JKT48 Benang Sari, Putik dan Kupu-Kupu Malam Diwarnai Pro dan Kontra, Promosi LGBT?
Anies Ngaku Tidak Mau Ketemu Prabowo, Lebih Pilih Fokus Gugatan di MK
Tim Hukum AMIN Sebut Gugatan di MK Tidak Akan Batal Meski Prabowo Temui Surya Paloh
Gibran Ingin Rangkul Semua Lawan Politiknya, Hasto: Itu Rangkulan Kekuasaan
AHY Bersyukur Demokrat Gabung Koalisi Prabowo-Gibran Bukan Koalisi Anies Baswedan