Mengapa demikian? karena Indonesia memiliki bahan bakunya sebut saja misalnya fosfat dan besi.
Akan tetapi Indonesia juga membutuhkan atau perlu mengimpor bahan lithium untuk mengembangkan LFP.
Sebenarnya Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan LFP dan NMC tapi terkendala bahan baku.
Masalahnya, untuk mengembangkan LFP sendiri membutuhkan bahan baku memadai seperti lithium sedangkan bahan tersebut harus diimpor.
Baca Juga: Lakukan Self Love Untuk Menjaga Kebahagiaan Anda
Kabar baiknya bahan baku besi di Indonesia masih tersedia namun tidak terpusat pada satu tempat.
Melansir dari kumparanBISNIS, Deputi BKPM Nurul Ichwan berpendapat bahwa pasar baterai kendaraan listrik Indonesia masih rendah.
Sebab, penggunaan kendaraan listrik di Indonesia terbilang masih tertinggal jauh dibandingkan negara maju lainnya.
Baca Juga: Tiga Pemain Muda Timnas Indonesia, Curi Perhatian Selama Gelaran Piala Asia 2023
Oleh karena itu Nurul Ichwan sebagai Deputi BKPM memprediksi permintaan baru akan tumbuh setelah tahun 2035.
Sebetulnya pemanfaatan LFP masih memiliki kekurangan dari sisi massa jenis atau dentitas sebagai energi.
Bilamana diasumsikan, baterai LFP memiliki ukuran yang lebih besar dan pastinya lebih berat dari NMC.
Baca Juga: Hasto Kristiyanto Beberkan Rencana Strategis Mahfud MD, Mundur dengan Restu Megawati
Sebagai contoh baterai motor NMC memiliki berat sekitar 10-11 kg sedangkan berat baterai LFP bisa mencapai 16-17 kg.
Artikel Terkait
Sultan Hamengku Buwono X Ungkap Pertemuannya dengan Jokowi di Keraton Jogja
Bersatu Menggapai Kemenangan, Cak Imin dan Tom Lembong Kampanye di Yogyakarta
Dampak Mundurnya Mahfud MD, Arif Susanto: Potensi Ketidakpercayaan Publik Terhadap Pemerintah
Amien Rais Hujat Keluarga Jokowi, Tuding Presiden Tidak Punya Rasa Malu
Amien Rais Sebut Proyek IKN 'Abal-abal'
Terkait Pupuk, Gibran Serap Aspirasi Warga di Pekalongan Hingga PKH, KIS, KIP Lanjut, Kartu Tani Akan Dihilangkan