Bisnisbandung.com - Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengingatkan dengan tegas kepada para pendukungnya untuk tidak menggunakan knalpot brong yang berisik saat menggelar kampanye.
Himbauan ini disampaikan langsung oleh Ganjar Pranowo saat menghadiri kampanye terbuka di Kota Surabaya.
Dikutip dari youtube kompas, Ganjar Pranowo juga memberikan apresiasi kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Baca Juga: Dalam 1 Tahun, Opening Chainsaw Man Mampu Tembus 100 Juta Penonton di YouTube
Menurut Ganjar TNI telah merespons cepat mereka terhadap laporan kekerasan yang dialami oleh relawan Ganjar Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah.
Kejadian tersebut menjadi sorotan dan Ganjar Pranowo menegaskan pentingnya keamanan dan keselamatan para relawan yang turut serta dalam kampanyenya.
Selain itu, Ganjar Pranowo tidak lupa mengingatkan para relawannya untuk melakukan introspeksi diri dan taat pada aturan.
Ganjar menekankan untuk menjaga ketertiban saat menjalankan kegiatan kampanye.
Baca Juga: Korea Selatan resmi melarang perdagangan Anjing, Bagaimana dengan Indonesia?
"Kita harus bersatu dan taat aturan, tidak hanya untuk kemenangan, tapi juga demi keamanan dan kenyamanan bersama," tegas Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo menyampaikan, "Saat ini, kita semua adalah satu kesatuan, dan kita harus bersama-sama menjaga keselamatan dan kenyamanan dalam setiap langkah kampanye kita,”.
“Jangan sampai momen berharga ini diwarnai oleh hal-hal yang dapat merugikan kita semua," tambahnya.
Ganjar Pranowo menekankan pentingnya kerjasama dan disiplin dalam kampanye.
Baca Juga: Akibat permukaan tanah terus turun, Jakarta berpotensi mengalami kerugian mencapai 10 Triliun
Artikel Terkait
Baca Data, Bukan Emosi! Sri Mulyani Beri Arahan Jelang Pemilu
JK Ungkap Sejarah Perolehan Lahan Prabowo di Kaltim
M Lutfi Ungkap Pandangannya terkait Debat Anggaran dan Pembelian Alutsista Bekas
Pesan Kapolri Jelang Pilpres, Cari Pemimpin Berkarakter
Anas Urbaningrum Bantah Keterlibatan di Kasus Hambalang, Keyakinan Lahir Batin Tidak Ada Urusan
Kritik Rhenald Kasali Terhadap Hilirisasi, Berbuah Kesejahteraan atau Kemiskinan?