"Jadi saya bilang, kita membela pilihan kita tidak perlu dengan menambahkan sifat-sifat atau yang saya sebut glorifikasi, mengkultuskan orang," tambah Anis Matta.
Dalam pandangannya, membela pilihan politik seharusnya tidak melibatkan upaya untuk menjadikan calon sebagai tokoh yang sempurna atau tanpa cela.
Anis Matta memberikan contoh dengan merujuk pada pembelaan terhadap Anies Baswedan.
"Begitu juga kalau anda membela, misalnya, Anies mengatakan inilah salah satu solusi bagi bangsa dan negara, enggak bisa begitu," jelasnya.
Baca Juga: Percaya atau tidak, Pengakuan serta Alasan kuat pengungsi Rohingya berani mengungsi ke Indonesia
Ia menekankan bahwa sikap demikian hanya akan menciptakan citra palsu dan tidak realistis terhadap para pemimpin.
"Dalam pemilihan ini, kita tidak sedang memilih orang yang sempurna," tegas Anis Matta.
Dengan penegasan ini, Anis Matta mengajak masyarakat untuk melihat setiap pilihan secara objektif, menghargai kelebihan dan menerima kenyataan bahwa tidak ada calon yang tanpa kekurangan.***
Artikel Terkait
Mengapa Usia Jadi Sorotan? Hasan Nasbi Kritik Narasi Politik yang Terfokus pada Tua dan Muda
Kaesang Pangarep: Ganjar Bikin Bingung, Pilihan Antara Melanjutkan atau Mengubah
Sindiran Cak Imin Bikin Heboh: 'Lampu Merah yang Dibongkar Anak Pejabat"
Skenario Cawapres Gibran dari Pandangan Fahri Hamzah
Gus Romy Ungkap Rahasia Politik: Bagaimana Koalisi Terjadi Bila Pilpres Masuk ke Putaran Kedua
Andre Rosiade Jabarkan Sejarah Perjalanan Politik Anies Baswedan