Selain kereta cepat, Berikut proyek kerja sama antara Indonesia dan China. Apakah bisa menguntungkan?

Proyek yang dicanangkan sejak era Presiden Soekarno ini dibiayai oleh utang luar negeri sebesar 215,62 juta Dolar Amerika Serikat dari cexim China.

Waduk seluas 4983 hektar ini baru menggenang air secara keseluruhan pada tahun 2016 dan beroperasi secara penuh setahun kemudian.

Dalam proses pembangunannya Waduk ini menenggelamkan 28 desa di 4 Kecamatan yakni Kecamatan Jatigede, Wado, Darmaraja, dan Jatinunggal.

Baca Juga: NASA Telah Menunjuk Seorang direktur Untuk Memimpin Penelitian UFO

Pembangunan Waduk Jatigede bukan hanya menjadi salah satu strategi pengendali banjir atau penampungan saja.

Beberapa fungsi utama diantaranya sebagai saluran irigasi, sarana budidaya ikan air tawar, sarana olahraga air, lokasi wisata, dan sebagai sarana pembangkit listrik tenaga air.

3. Investasi pembangunan Kawasan Industri Morowali

Tidak hanya menjajal sektor infrastruktur, kerjasama antara Indonesia dan China juga merambah ke sektor industri.

Baca Juga: Inggris, Prancis, Jerman Akan Menegakkan Sanksi Balistik Dan Nuklir Terhadap Iran

China tercatat berinvestasi sebanyak 1,63 miliar Dollar Amerika Serikat untuk membangun Kawasan Industri Morowali.

Kawasan Industri Morowali merupakan Kawasan Industri berbasis nikel dan baja tahan karat yang akan memproduksi 1,5 juta ton nickel pig iron dengan kandungan nikel 10%.

Sebanyak 3 juta ton stainless steel slab, 500 ribu ton stainless steel CRG, 3,5 juta ton stainless steel HRC untuk pasar ekspor, dan 3,5 juta ton baja karbon pasar domestik.

Baca Juga: Bukan Kolagen! Inilah 6 Kandungan Skincare Untuk Mencerahkan Kulit Kusam

Proyek kerja sama ini direalisasikan dengan penandatanganan MOU antara Tsingshan Group dan Delong Group dengan PT. Indonesia Morowali Industrial Park. 

4. PT. Gunbuster Nickel Industry