Gurandil, Nama Makanan di Kota Bandung; Jadi Sebutan Bagi Penambang Emas

photo author
- Kamis, 14 Maret 2019 | 15:15 WIB
photo
photo

Gurandil, salah satu makan cemilan  di Bandung . Namun, dibalik namanya yang unik siapa sangka jika cemilan ini  ada sejak lama dan sebagai makanan tradisional khas Jawa Barat. Makanan tradisional ini memiliki beberapa sebutan lain yang tak kalah anehnya, seperti surandil, cenil, unal-unil dan sebagainya.

Meski demikian, bentuk, citarasa, warna dan teksturnya tetap sama.Bahan dasar makanan ini, berasal dari bahan yang sangat sederhana dan mudah didapat, yaitu tepung tapioka atau  tepung singkong (aci sampeu-red). Cemilan ini tersaji dalam berbagai warna cerah,  seperti warna kuning, merah, hijau dan putih . Penyajiannya,  dipotong-potong bentuk dadu . Di daerah lain, cemilan disajikan dengan tusukan  sate.

Penyajian yang dikombinasikan dengan beberapa warna membuat tampilan gurandil berwarna-warni dan eye catching. Kesan tradisional di dapat dari daun pisang yang digunakan sebagai alas.Memiliki rasa yang agak tawar, menikmati gurandil bisa dicampur dengan parutan kelapa. Karena dalam pembuatan gurandil tidak dicampur dengan gula pasir, setelah gurandil tersaji bisa ditaburi gula pasir secukupnya dan diberi taburan kelapa parut yang gurih. Bagi yang tak terlalu suka dengan kelapa parut, bisa menikmati makanan khas Bandung ini dengan  kinca gula merah  (gula merah cair). Gurandil menjadi primadona jajanan khas Bandung dengan tampilan yang digemari kawula muda zaman sekarang.

Kuliner Bandung ini bisa dinikmati dengan harga yang sangat terjangkau. Dengan uang Rp 5.000 , Anda bisa menikmati gurandil . Bagi yang ingin menikmati gurandil, bisa mengunjungi daerah pertokoan Cicadas  di Jalan Ahmad Yani dan Jalan Cikutra. Daerah ini  dikenal sebagai daerah pusat jajanan khas Bandung. Anda dapat menemukan dengan mudah gurandil di sini ,selain  aneka makanan tradisional  lainnya. Bila Anda di rumah ingin membuat gurandil . Bahan dan cara membuatnya :

    1/2 Kilo Gram tepung tapioka

    5 sendok makan terigu

    1 bungkus vanilli

    pewarna makanan  merah dan hijau dll tergantung selera

    1/2 butir kelapa sedang lalu di parut memanjang beri sedikit garam aduk sampai rata

    250 cc air

 Campurkan tepung tapioka, terigu, dan vanilli. Tuang air sedikit-sedikit , aduk rata Bagi adonan menjadi 3 bagian (tergantung jumlah warna). 1 bagian biarkan tidak diberi pewarna, 1 bagian beri wana hijau (aduk rata), 1 bagian diberi wana merah (aduk rata).Bentuklah adonan menjadi bulat-bulat. Rebus air secukupnya sampai mendidih. Masukkan adonan bulat berwarna putih satu persatu ke dalam air mendidih, biarkan sampai mengapung, angkat lalu tiriskan. Lanjutkan dengan adonan yang berwarna hijau, lalu yang berwarna merah. Setelah matang, ditiriskan. Campurkan adonan yang sudah matang dengan kelapa parut, aduk rata. Taburi dengan gula pasir secukupnya. Hidangkan. (E-001) ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Apa Penyebab Banjir Besar Di Sumatra?

Senin, 8 Desember 2025 | 13:15 WIB

Asal Usul Perayaan Imlek di Indonesia

Jumat, 24 Januari 2025 | 11:30 WIB

Pura Ulun Danu Di Bedugul, Tempat Pemujaan Dewa Wisnu

Senin, 25 November 2024 | 20:00 WIB

Cek Lokasi Wellness Tourism, Mungkin Ada Di Dekatmu

Minggu, 24 November 2024 | 13:00 WIB
X