Kisah Sukses & Kreatif Agar Bisnis Bertahan

photo author
- Sabtu, 24 Juli 2021 | 20:15 WIB
mamayon
mamayon

BISNIS BANDUNG -- Ada yang berbeda di Kawasan Pusat Jajan Graha Raya Bintaro, Tangerang, Banten, malam itu. Lingkungan yang biasanya meriah dengan dagangan tukang martabak, cilok, dimsum, siomay, hingga gulali itu, kini sepi dan gelap gulita.

Rupanya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat pengelola setempat mematikan lampu jalanan agar tak seorangpun berjualan di kawasan itu melewati pukul delapan malam.

Fenomena melonjaknya varian delta yang melanda Indonesia sejak awal Maret 2021, membuat pelaku UMKM kembali menjerit. Pergerakan dagang yang semakin sempit memaksa mereka berfikir keras untuk tetap kreatif agar bertahan di situasi sulit.

Salah seorang pelaku UMKM kuliner asal Tangerang Nenden Pratiwi, merasakan betul bagaimana PPKM mempengaruhi penjualan gerobak kuliner miliknya yang bernama Dapur Mamayon. Menu andalan Dapur Mamayon adalah ceker mercon dan cumi bakar.

Biasanya, omzet penjualan ceker mercon dan cumi bakar mencapai Rp600.000 per hari, yang hasilnya dibagi untuk membeli kembali bahan baku, membayar gaji karyawan, serta biaya operasional.

Namun, sejak PPKM diberlakukan, pendapatan Dapur Mamayon dari penjualan kedua kudapan itu hanya mencapai Rp150.000 per hari. Nenden akhirnya memutuskan untuk berhenti menjual salah satu produk andalannya itu.

Namun, Nenden tak patah arang. Sejak awal mendirikan usaha, Nenden terus berinovasi untuk menciptakan produk-produk lain, salah satunya yaitu produk susu jahe merah, di mana sebelum pandemi COVID-19 melanda, produk susu jahe merah Dapur Mamayon dijajakan dengan 10 gerobak yang tersebar di beberapa lokasi di Tangerang.

Semakin lama pandemi terjadi, gerobak susu jahe merah semakin sedikit yang beroperasi. Hingga akhirnya menjelang PPKM, hanya tinggal dua gerobak di dua titik yang masih berjualan. Tak disangka, penjualan susu jahe merah di masa PPKM justru melejit, terlebih ketika Tangerang kembali masuk zona merah COVID-19.

Menurut perempuan 39 tahun itu, permintaan produk rempah justru sedang bagus-bagusnya. Jadilah Nenden kembali mengoperasikan lima gerobak lainnya, sehingga saat ini terdapat tujuh gerobak susu jahe merah yang mendatangkan cuan di tengah kesulitan bidang usaha ceker mercon dan cumi bakar.

Diversifikasi produk menjadi salah satu andalan ibu dari tiga orang anak itu untuk mampu bertahan di tengah situasi yang penuh dengan keterbatasan. Jika satu produk tengah mengalami penurunan penjualan, maka produk yang lain bisa mendongkrak pendapatan.

Selain itu, Nenden juga mengedepankan promosi dan marketing melalui berbagai platform digital, seperti media sosial Instagram, TikTok, dan WhatsApp. Ia kerap membagikan foto produk dagangannya untuk menarik para calon pembeli.

Kendati demikian, Nenden berharap agar situasi semakin membaik dengan menurunnya jumlah kasus COVID-19 di Indonesia. Dengan demikian, PPKM tak lagi diberlakukan dan Indonesia dapat kembali bangkit dari keterpurukan akibat pandemi.

Tetap kreatif dan berfikir keras yang dilakukan pelaku usaha kuliner seperti Nenden, juga dilakukan pelaku usaha tekstil bernama Okativa D Pratiwi. Hendjico Production.

Usaha tekstil yang dijalankan Okta, sapaan akrab Okativa D Pratiwi, terpaksa harus mengubah model bisnis miliknya sejak PPKM mulai diberlakukan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X