Dari Pemulung Jadi Bos Kosmetik

photo author
- Kamis, 3 Oktober 2019 | 20:15 WIB

Cuma, gara-gara enggak laku, sang teman mengundurkan diri. “Jadilah saya sendiri yang harus pasarkan. Saya tawarkan ke Pasar Pejagalan,” katanya.

Nasib baik menghampiri Sendi. Dia bertemu pedagang besar di pasar tersebut yang mau membeli sabun transparan buatannya secara rutin, tapi tanpa merek. Alhasil, ia pun bisa mendekap omzet Rp 5 juta–Rp 10 juta sepekan.

Bisnisnya pun membesar, dengan jumlah karyawan mencapai 40-an orang. Rumah produksi juga pindah ke tempat yang lebih besar di Kabupaten Tangerang. “Walau masih home industry, sudah besar usaha saya,” ungkap Sendi.

Dia pun merambah ke produk kosmetik. Keputusan ini datang setelah Sendi mendapat tawaran mengikuti kursus gratis di Brata Camp dari pemilik Brata Co. Maklum, ia adalah pelanggan tetap Brata Co., yang menjual bahan-bahan kimia.

Selama enam bulan ia belajar membuat aneka produk kosmetik, seperti krim wajah dan perawatan kulit lainnya. “Dari situ saya semakin tahu, bagaimana caranya produksi sabun, krim, dan lain-lain,” ujarnya.

Namun, lantaran tidak berizin, dua kali Sendi harus berurusan dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta kepolisian, masing-masing tahun 2006 dan 2009. “Usaha saya ditutup,” tambah Sendi.

Bukan cuma itu, pernah juga rumah produksinya dibakar oleh kompetitor. Belum lagi dia kena tipu pembeli. Ditotal-total, kerugian mencapai miliaran rupiah.

“Tapi, saya tetap bangun lagi, karena mungkin saya dari kecil juga orangnya kalau jatuh, ya, harus bangun sendiri. Tapi jangan lupa berdoa, itu juga penting,” tambah Sendi.

Setelah usahanya ditutup kepolisian pada 2009, dia hijrah ke Surabaya. Kebetulan, pada tahun itu juga ia menikah dengan perempuan asal kota pahlawan tersebut.

Tambah lagi, Sendi punya mimpi membangun pabrik kosmetik yang belum bisa dia wujudkan lantaran investasi di Jakarta dan Tangerang sangat mahal.

Platform digital

Impiannya terwujud berkat peran sang istri. “Saya bisa bikin pabrik sendiri karena istri saya dapat warisan tanah. Kemudian, dari situlah saya jadi besar lagi,” ungkap Sendi yang membangun pabrik kosmetik di atas lahan seluas 500 m².

Tak mau lagi berurusan dengan polisi, Sendi mengurus semua perizinan, termasuk ke BPOM. Untuk pertama kali, usahanya menyandang nama, yakni CV Bernita Ayu.

Ia juga untuk perdana menerima order pembuatan kosmetik dari pihak lain (makloon). Karyawannya lebih dari 50 orang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X