Wikri mengungkapkan, program berkelanjutan dengan CSR PTBA masih terbangun hingga saat ini. PTBA sering memberikan pembinaan dan pelatihan pada petani terkait bisnis dan pemberdayaan. Tujuannya, supaya khasanah para petani lebih luas dan mampu membaca peluang usaha yang bisa digarap dan menghasilkan.
Keberhasilan petani bisa bangkit lewat PT Pagar Bukit Asam ini membuat petani dari desa lain tergerak untuk bergabung. Namun, Wikri menegaskan, sekarang motivasi bertani beras organik berbeda. Bukan sekadar untuk menyelesaikan jerat utang tengkulak, tapi juga karena adanya kesadaran menjaga lahan petanian dan kesehatan.
Kami ini terbangun karena adanya kemitraan dengan program CSR. Tapi dari setahun berjalan ini, kami juga sudah mempunyai program CSR sendiri, jelas Wikri. Ya, tahun lalu, PT Pagar Bukit Asam membagikan 3 ton beras pada merela yang membutuhkan sebagai wujud program CSR mereka. Dan tahun ini, mereka menargetkan bisa menyantuni anak-anak yatim piatu dengan jumlah beras lebih banyak.
Bertani beras organik memang lebih menjanjikan. Hal itu yang mendorong Wikri Wijaya mengajak petani di desanya bertani beras organik. (C-003/BBS)***