Dia menyatakan, pesanan pasti ada saja, karena di Bali setiap minggu pasti ada yang menikah. "Dan motif burung merak banyak dipesan karena mengandung makna filosofi. Burung merak ini lambang keindahan cinta dan kesetiaan," terang pria kelahiran 1984 ini.
Motif burung merak adalah produk dengan harga termahal yang dibuat oleh Putra. Pasalnya, butuh waktu lama untuk membuatnya. Ia mengaku butuh waktu sekitar dua hingga tiga jam untuk membuat seekor burung merak dari berbagai buah dan sayuran. Sedangkan untuk motif lain, ia hanya membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit.
Pengembangan motif ukir kayu
Kisah sebagai fruit carving artist yang berbeda dilontarkan oleh Esti Hartanti. Perempuan berhijab ini menggeluti bidang fruit carving sejak tahun 1988 silam. Ia belajar dari ahli ukir buah asal Bali.
Perempuan berusia 54 tahun ini menilai perkembangan fruit carving di dalam negeri cukup pesat. Bahkan mengalahkan negara asal buah ukir, yakni Thailand. Pesatnya perkembangan ini merupakan hasil usaha dari para fruit carving artist mengembangkan motif fruit carving dengan motif ukiran kayu.
Sedangkan, di Negeri Gajah Putih, motif fruit carving hanya berupa irisan buah. "Industri ini mulai ramai dari lima tahun lalu dan sudah terbentuk asosiasinya tahun lalu," katanya.
Esti bilang, untuk membuat ukiran buah tidak hanya diperlukan keahlian khusus tapi juga penggalian ide untuk menentukan tema ukiran buah yang sesuaikan dengan tema acara. Persiapannya pun membutuhkan waktu yang lama. "Saya bersama tim kadang sampai tidak tidur untuk pengerjaannya, karena karya seni ini membutuhkan detil yang rapi," tambahnya.
Dia membanderol tarif jasa fruit carving sekitar Rp 150.000 per buah (untuk buah lunak) dan Rp 175.000 per buah (untuk buah keras). Sayang, dia enggan menjelaskan total permintaan yang datang saban bulan.
Untuk para pemula, Esti menyarankan untuk terus berlatih dan mengembangkan ketrampilan sampai menemukan karakter yang sesuai. Sehingga karya seninya dapat terlihat berbeda dibandingkan pemain lainnya.
Fruit carving artist lain yang juga melihat peluang ini adalah Ragiel, pemilik Indonesia Art Chef Shop asal Yogyakarta. Ia tertarik terjun dalam industri jasa fruit carving karena belum banyak orang yang menekuni bidang ini. Maka, Ragiel ingin mengembangkan usaha ini agar terus berkembang dan produknya diminati di berbagai acara.
Pesanan fruit carving yang datang untuk Ragiel biasanya dari acara pernikahan. "Kebanyakan untuk pesanan, saya sering mendapat pesanan dari acara pernikahan. Kadang, beberapa ada juga yang acara ulang tahun," tuturnya.
Ragiel mengatakan, motif fruit carving buatannya cukup beragam. Mulai dari motif bunga ala Thailand, motif khas lokal Indonesia, karakter hewan, sampai siluet.
Dia menyatakan, Indonesia Art Chef Shop membanderol tarif jasa fruit carving mulai Rp 500.000-Rp 2 juta dengan tiga buah pilihan untuk paket buffet set up ulang tahun. Sedangkan, untuk event besar seperti pernikahan, tarif jasanya dibanderol antara Rp 3 juta-Rp 5 juta. "Tarif sebenarnya bisa lebih fleksibel, tergantung nego di awal pemesanan dan kesepakatan," kata Ragiel.
Untuk bahan buahnya, ia menggunakan buah dan sayur lokal Indonesia, seperti semangka , wortel, timun, tomat, pepaya, dan sebagainya.
Saat ini, Indonesia Art Chef Shop menerima pesanan produk fruit carving ke luar daerah juga, seperti Aceh, Bali, dan Makassar. "Dalam merintis usaha ini membutuhkan pembagian waktu yang baik karena saya juga harus bekerja di hotel dan juga masih mengurus komunitas fruit carving juga," ungkap Ragiel.