bisnisbandung.com - Pakar inovasi digital Dr. Indrawan Nugroho menjelaskan bahwa dominasi MrBeast di YouTube tidak hanya ditopang kreativitas ekstrem, tetapi juga oleh sistem produksi yang dirancang layaknya pabrik konten.
Menurutnya, keberhasilan Jimmy Donaldson dibangun melalui proses bertahun-tahun yang penuh eksperimen, disiplin, dan obsesi terhadap detail kecil yang memengaruhi perilaku penonton.
Dr. Indrawan menyoroti bahwa tim MrBeast menghabiskan waktu berjam-jam untuk menguji berbagai elemen video, mulai dari pencahayaan, tempo edit, hingga kalimat pembuka.
Baca Juga: Dukungan Presiden Prabowo Dinilai Belum Maksimal untuk Purbaya Mengelola Kebijakan Fiskal
“Strategi lain: bermain lebih sedikit tapi besar dan bermakna. Alih-alih memancing viral dengan volume unggahan, Jimmy memilih membuat satu video berskala jumbo,” terang Dr Indrawan Nugroho di YouTube pribadinya.
Setiap temuan dirumuskan menjadi prosedur yang dapat diulang sehingga memungkinkan produksi yang konsisten dalam skala besar.
Strategi pembukaan video juga disusun untuk memicu rasa ingin tahu dalam hitungan detik pertama, karena bagian ini dianggap penentu utama retensi penonton.
Baca Juga: Dukungan Presiden Prabowo Dinilai Belum Maksimal untuk Purbaya Mengelola Kebijakan Fiskal
Selain itu, MrBeast memilih fokus pada produksi video berskala besar dengan dampak yang kuat, berbeda dari mayoritas kreator yang memprioritaskan frekuensi unggahan.
Pendekatan ini membuat setiap proyek memerlukan tim besar dan waktu pengerjaan panjang. Tidak semua hasil produksi dirilis; jika dinilai tidak mencapai standar, video akan disimpan meski telah menelan biaya jutaan dolar.
Namun Dr. Indrawan mengingatkan bahwa mesin produksi tersebut memiliki batas karena berpusat pada satu figur. Jimmy Donaldson tetap menjadi wajah utama, pengambil keputusan, dan pusat gravitasi penonton.
Kondisi ini membuat perusahaan mulai mengembangkan karakter baru agar bisnis tetap berjalan meski peran Jimmy tidak selalu berada di garis depan.
Tantangan lain datang dari algoritma YouTube yang kerap berubah dan dapat memengaruhi performa secara drastis.
Beberapa proyek besar bahkan gagal rilis karena proyeksi performanya rendah. Tekanan untuk terus menghadirkan konten yang lebih spektakuler juga membawa risiko psikologis, teknis, dan finansial yang tidak ringan bagi tim.
Baca Juga: Ragam Persiapan Natal 2025