Bisnisbandung.com - Fenomena maraknya Artificial Intelligence (AI) menjadi perhatian bagi para pelaku industri kreatif saat ini.
AI yang terus berkembang semakin canggih dapat menjadi ancaman bagi para pelaku industri kreatif untuk kehilangan pekerjaanya.
Namun pandangan berbeda disampaikan oleh Roman Cyganov, seorang pakar industri kreatif yang melihat AI bukan sebagai ancaman.
"AI telah memperluas cakrawala tentang apa yang mungkin terjadi dalam industri seni dan tidak boleh dilihat sebagai ancaman terhadap kreativitas manusia" kata Roman Cyganov, pendiri dan CEO Antix seperti dikutip dari Bitcoin News.
Cyganov menambahkan bahwa selain memperkuat kreativitas manusia, AI dalam seni menciptakan peluang untuk tingkat ekspresi, kolaborasi, dan aksesibilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hal ini menjadikan teknologi tersebut sebagai perangkat yang berpotensi vital bagi para seniman saat ini.
Sebagaimana didokumentasikan oleh para penentang AI dalam seni, teknologi tersebut telah berdampak pada Hollywood.
Pada bulan Februari 2024, aktor dan produser terkemuka Tyler Perry mengatakan bahwa ia menunda perluasan studio senilai $800 juta setelah melihat kemampuan Sora milik Openai.
Baca Juga: Said Didu Laporkan Jokowi ke KPK, Bongkar Dugaan Rekayasa PIK 2!
Selain kekhawatiran bahwa AI akan menyebabkan hilangnya pekerjaan, para kritikus menegaskan bahwa peningkatan penggunaan teknologi tersebut dapat "menurunkan nilai" bentuk-bentuk ekspresi artistik tradisional.
Laporan tentang AI yang digunakan untuk mengeksploitasi kekayaan intelektual seniman secara ilegal telah semakin memicu kebencian terhadap teknologi tersebut oleh banyak orang di industri seni.
Bagi banyak seniman, seni adalah usaha yang sangat pribadi dan manusiawi, sesuatu yang tidak dapat ditiru oleh alat-alat AI.
Namun, Cyganov mengatakan kepada Bitcoin.com News bahwa ketika AI digunakan dengan benar, ia dapat membantu seniman mengonseptualisasikan visual yang kompleks atau menghasilkan pengalaman interaktif.