Kritikan serupa juga menyerukan boikot terhadap Netflix, menyebut keputusan casting tersebut sebagai tindakan yang tidak sensitif terhadap realitas sosial dan sejarah.
Namun, sutradara dan tim produksi film ini menyatakan bahwa pemilihan aktor dilakukan berdasarkan visi kreatif
“Kami berusaha menggambarkan Maria sebagai sosok universal yang bisa menginspirasi semua orang, terlepas dari latar belakang budaya atau politik,” ungkap Caruso.
Baca Juga: Ancaman Asing di Sektor Kesehatan: Agung Sapta Adi Ungkap Risiko Tersembunyi
Terlepas dari kontroversi yang ada, “Mary” berusaha menghadirkan interpretasi baru atas kisah klasik yang telah dikenal selama ribuan tahun.
Film ini tidak hanya menggugah melalui ceritanya, tetapi juga mengundang diskusi lebih luas tentang sejarah, budaya, dan sensitivitas di era modern.***
Artikel Terkait
Bahaya !! bukti bahwa kiamat sudah dekat, inilah negara di dunia tidak percaya Tuhan atau Atheis
Bikin matahari buatan? Intip teknologi China yang dikatakan sudah melawan kodrat Tuhan
Rocky Gerung: Hakim Seperti Tangan Tuhan di Dunia, Masa Depan Bangsa Bergantung pada Putusan MK
Ini Dia Cara Merasakan Kasih Sayang Tuhan, Agar Anda Hidup Bahagia!
Program Makan Gratis, Ketum MUI Anwar Iskandar: Anugerah dari Tuhan
Akhirnya Tuhan Turun Tangan, Mahfud MD: Krisis Demokrasi di Era Jokowi