Bisnisbandung.com - Saat ini, terlihat banyak anak muda yang semakin kehilangan adab dan budaya hormat-menghormati, dan hal ini sangat menyedihkan dan menakutkan.
Meskipun banyak anak muda saat ini memiliki tingkat akademik yang tinggi dan kemampuan belajar yang baik dibandingkan dengan orang-orang di masa lalu, tidak dapat dipungkiri bahwa budi bahasa dan kesopanan semakin terabaikan.
Ironisnya, orang-orang yang memiliki tingkat intelektual yang tinggi cenderung memiliki tingkat adab yang rendah.
Padahal, adab dan ilmu seharusnya selalu berjalan seiring.
Baca Juga: Terungkap, Inilah 5 Ciri Wanita Setia Dilihat Dari Wajah Menawannya, Ternyata Tidak Sulit Untuk Dikenali
Dalam agama, kedua hal ini sangat ditekankan, bahkan untuk menciptakan masyarakat yang beradab dibutuhkan adab dan ilmu secara bersamaan.
Jika seseorang memiliki adab tapi tidak berilmu, maka masyarakat akan mundur.
Sebaliknya, jika seseorang memiliki ilmu namun kurang adab, masyarakat juga akan terhambat.
Mayoritas pengguna internet sepakat bahwa perilaku kurang ajar di kalangan generasi muda sudah menjadi hal yang biasa dalam masyarakat saat ini.
Baca Juga: 6 Penyebab Rasa Hormat Orang Lain Berkurang Kepadamu, Nomor 4 Kamu Mudah Tersinggung
Beberapa individu di media sosial bahkan mengungkapkan bahwa banyak yang cenderung merespons dengan sinisme dan ketidakberadaban dalam percakapan.
Menurut Prof. Madya Dr. Mohd. Suhaimi, seorang pakar Kerja Sosial dari Pusat Kajian Psikologi dan Pembangunan Manusia di Fakultas Sains Sosial dan Kemanusiaan, Universiti Kebangsaan Malaysia, cara berpikir dan bereaksi generasi muda saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Baca Juga: Warga Apartemen Gateway Ahmad Yani Bersiap Mengadakan MUA untuk Memilih Pengurus PPPSRS Baru
Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku tertentu, seperti bentuk perilaku, target perilaku, konteks, dan waktu terjadinya perilaku tersebut.
Perilaku yang tidak sopan atau tidak menghormati orang lain, terutama orang yang lebih tua atau berpengalaman daripada kita, seringkali muncul akibat konflik antara nilai-nilai pribadi dan nilai-nilai sosial yang tidak jelas.
Kondisi stres atau tekanan juga dapat menyebabkan perilaku yang tidak diinginkan dan memicu sikap tidak nyaman.
Baca Juga: Begini Cara Menyatakan Cinta pada Wanita agar Tidak Ditolak. Nomor 5 Paling Penting
Selain faktor situasional, faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku negatif adalah didikan orang tua, pola komunikasi, dan pengaruh media sosial.
Perilaku negatif seperti ini perlu ditegur untuk diatur dan kemudian dapat mempertimbangkan tindakan sebelum melakukan perilaku tersebut.
Jika pelaku berada dalam situasi yang tidak stabil atau tertekan oleh lingkungan sekitarnya, hal ini juga dapat mempengaruhi perubahan perilaku pada orang lain.
Baca Juga: 5 Rahasia Fakta Tentang Pria, Udah Tau Yang Ini Blom? (PART 2)
Prof. Madya Dr. Mohd. Suhaimi juga menjelaskan bahwa media sosial sangat mempengaruhi nilai moral generasi muda dan orang dewasa, sehingga mereka perlu memberikan panduan yang tepat untuk membentuk generasi yang beradab.
"Penanaman nilai moral sangat penting, terutama bagi generasi muda yang saat ini terpengaruh oleh media sosial tanpa ada seleksi yang tepat.
"Oleh karena itu, panduan dan nasihat diperlukan untuk membentuk hubungan interpersonal yang efektif berdasarkan nilai adab dan tradisi yang ada dalam masyarakat," tambahnya.
Mohd. Suhaimi menekankan pentingnya untuk tidak menggeneralisasi semua generasi muda sebagai individu biadab.
Baca Juga: 7 Penyebab Wanita Ingin Putus Hubungan, Ternyata Ini Alasannya
Dia mengingatkan orang dewasa untuk tidak membuat kesimpulan yang salah bahwa semua orang muda bersikap tidak sopan.
Bagi generasi muda sendiri, jika ingin dihormati, mereka perlu belajar untuk menghormati orang lain terlebih dahulu.
Selain itu, orang tua juga harus menjadi teladan bagi anak-anak mereka dan nilai moral harus dipindahkan melalui interaksi interpersonal untuk mencegah terjadinya perilaku tidak sopan.***