Bisnisbandung.com - Apakah Anda tahu bagaimana cara meminta maaf secara tulus setelah bertengkar? Biasanya ketika bertengkar, ada rasa gengsi, kikuk dan bingung ketika hendak meminta maaf.
Apalagi ketika Anda merasa Anda berada di pihak yang benar. Belum lagi kekhawatiran akan permintaan maaf yang tidak diterima.
Meminta maaf memang terkadang sulit dilakukan. Meminta maaf juga harus secara tulus, nyata dan tidak hanya sekedar berkata ‘maaf’ ala kadarnya lalu berhenti begitu saja.
Baca Juga: Penasaran ? Inilah 5 cara membuat orang menyukaimu dalam 90 detik
Ketika menyangkut hal-hal kecil, meminta maaf seringkali cukup, tetapi terkadang ada situasi khusus yang membuat Anda membutuhkan lebih banyak usaha untuk meminta maaf.
Namun, seringkali suatu tambahan yang diminta itu, bisa berubah menjadi perselisihan baru, ketika kita tidak benar-benar tahu apa yang harus dikatakan, atau bagaimana mengatakannya.
Oleh karena itu, psikolog Andrea Bonior telah membuat daftar kesalahan paling umum yang harus dihindari jika kita benar-benar ingin meminta maaf secara tulus.
Hal pertama dan terpenting yang ditekankan Bonior jika ingin meminta maaf dengan tulus, adalah bahwa tidak boleh ada ‘tapi’ saat Anda meminta maaf.
Anda tidak disana untuk kembali berdebat, atau mencoba menjelaskan mengapa Anda sebenarnya benar. Meminta maaf seperti itu sama sekali bukan cara yang tulus untuk meminta maaf.
Sebelum meminta maaf, Anda perlu memahami apa yang terjadi dan bagaimana Anda berdua sampai pada titik ini. Ingat kembali, apa yang Anda dan pihak lainnya lakukan terakhir kali hingga bisa dalam situasi ini?
Baca Juga: Simak 5 hal yang membuat introvert menjadi sukses, Nomor 4 banyak orang takut
Setelah Anda menguasai semuanya, Anda dapat merumuskan permintaan maaf yang sebenarnya, karena pada saat itu, Anda akan memahami sumber masalahnya, dan akan memperhitungkannya agar tidak membuat kesalahan lagi.
Sama pentingnya, Anda juga harus memilih waktu yang tepat untuk meminta maaf. Jika orang yang berdebat dengan Anda tidak ingin berbicara dengan Anda, atau tidak siap untuk mendengarkan, Anda harus memahami dan menerimanya.
Jika Anda memang menyesal, Anda pasti ingin melakukan yang terbaik untuk pihak lain dan bukan sekadar apa yang membuat Anda merasa lebih baik.
Anda juga tidak boleh mengharapkan apa pun sebagai imbalan atas penyesalan. Jika Anda memutuskan untuk meminta maaf, tetapi mengharapkan sesuatu yang menguntungkan Anda, maka Anda belum benar-benar memahami masalahnya dan hanya mencari keuntungan dari tampilan penyesalan Anda.