"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu-nunggu waktu masak (makanannya); tetapi jika kamu diundang, maka masuklah, dan apabila kamu selesai makan, keluarlah tanpa memperpanjang percakapan.
Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi, maka beliau malu kepada kamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar.
Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir.
Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.
Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat.
Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah."
Ayat ini turun ketika Nabi Muhammad mengadakan resepsi pernikahan dan menggunakan tabir sebagai pembatas atau hijab.
Baca Juga: Brand Nike Rangkul Pasar Muslim, Tidak hanya Sepatu Sekarang Merek Ini Merambah ke Hijab
Ini menegaskan pentingnya hijab sebagai penutup aurat.
Perintah penggunaan jilbab bagi seluruh wanita termaktub dalam Surat Al-Ahzab ayat 59.Yaitu :
"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Ayat ini menjelaskan bahwa wanita harus mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka agar lebih mudah dikenal dan tidak diganggu, menunjukkan bahwa jilbab memiliki fungsi pelindung.
Baca Juga: Edisi Hijab : 4 Tips Memilih dan Membawa Hijab Untuk Traveling