Bisnisbandung.com – Tidak ada seorangpun yang mau menjadi korban perundungan. Namun perundungan bisa terjadi kapanpun dan kepada siapapun tanpa mempedulikan latar belakang sosial.
Perundungan atau lebih dikenal dengan kata bullying ternyata sudah terjadi sejak abad ke-18.
Hanya saja orang-orang pada waktu itu belum mengenal kata perundungan, bahkan belum menyadari akibat dari perundungan tersebut.
Baca Juga: 5 Candaan Teman Yang Dianggap Sepele, Padahal Bikin Sakit Hati!
Menurut Jurnal Education Research Institute, Vol. 8 No. 1 Tahun 2008, kasus perundungan pertama yang pernah tercatat terjadi di Skandinavia tahun 1897.
Sejak saat itu pengertian perundungan kemudian berkembang di seluruh dunia dan muncul berbagai kasus di berbagai konteks sosial, hingga akhirnya populer di Indonesia.
Di Indonesia bahkan baru-baru ini muncul kasus-kasus perundungan yang sampai menelan korban jiwa. Ngerinya proses perundungan yang terjadi bahkan bisa dilihat di media sosial.
Apakah karena hal ini, akhirnya banyak dari kita mulai lebih waspada dan menghindari kemungkinan terjadinya perundungan.
Saking hati-hatinya Jika kemudian ada teman-teman yang mengejek atau menghina, kita langsung akan merasa sedih, kecewa bahkan hingga stress dan menarik diri dari lingkungan kita karena merasa menjadi korban perundungan.
Hati-hati sebelum salah arti dan makan hati sendiri, mari kita kenali perbedaan candaan dan perundungan.
Psikolog Hanli Muliani, M.Psi. yang sudah menangani lebih dari 3000 konseling bersama anak-anak usia sekolah di Indonesia dan telah menerbitkan buku “Why Children Bully” menjelaskan tentang perbedaan Candaan dan Perundungan.
Candaan
Candaan lebih bersifat positif dan bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk memancing reaksi dari orang lain. Bercanda tidak mengakibatkan orang lain merasa tertekan.