Selain itu, Gen-Z menggunakan teknologi AI untuk mempermudah cara komunikasi lewat drafting email dan balasan chat.
Baca Juga: Negeri Ini di Ambang Kehancuran, Apakah Ada Harapan? ungkap Ketua BEM UI Melki Sedek Huang
Sementara itu, berdasarkan survei Populix dimana AI sudah digunakan 45% pekerja dan pebisnis lintas industri di Indonesia.
Bisa disimpulkan sebetulnya mereka sudah pernah menggunakan chatbot atau generative AI yang membantu membuat teks.
Seperti halnya ChatGPT yang dapat membantu menjelaskan pertanyaan pengguna dengan berbagai topik.
Baca Juga: Politik dan Kewarganegaraan: Membangun Tanggung Jawab Sosial
Pengguna bisa bertanya mengenai berbagai hal, seperti soal politik, sosial, atau teknologi, dan ChatGPT bakal menjawabnya dengan cepat.
Program chatbot AI (Artificial Intelligence) berbasis Language Model GPT (Generative Pre-training Transformer) buatan OpenAI.
Maka jangan heran beberapa tahun kedepan nantinya industri di beberapa negara sudah mempekerjakan AI bukan manusia.
Baca Juga: Dirut BRI, Sunarso, Dinobatkan sebagai ‘Maestro CEO of the Year’ oleh CNBC Indonesia Awards 2023!
Bahkan bahayanya lagi, AI juga bisa mengontrol balik manusia karena bahasa mereka menggunakan bahasa pemrograman.
Oleh sebab itulah sebagaimana contohnya negara-negara maju seperti Jepang, China, Korea saat ini terus mengembangkan teknologi AI.
Tujuan negara-negara itu mengembangkan AI hanya untuk membantu manusia agar semua pekerjaan dilakukan secara cepat dan tepat.
Baca Juga: Mengenali Seni Bela Diri Lokal: Seni Bela Diri Populer yang Ada di Indonesia
Akan tetapi AI sendiri nanti akan langsung dikontrol oleh manusia sebagai pembuatnya dengan bahasa pemrograman.