Kemudian, preloved berarti barang-barang fashion yang sebelumnya pernah dimiliki oleh orang lain namun barang tersebut berpindah tangan kepada orang lain melalui proses jual beli.
Baca Juga: 5 Tanda Kamu Sangat Berharga Menurut Pandangan Banyak Orang
Umum diketahui, preloved awalnya bisa dijumpai di negara-negara Eropa tetapi secara perlahan tren ini sampai di negara-negara Asia dari tahun 2013 hingga sekarang.
Indonesia menjadi salah satu negara Asia yang juga terkena tren preloved, umumnya barang-barang bermerek bekas yang dijual adalah pakaian.
Menariknya lagi sampai saat ini sebagian orang masih sering menyamakan preloved dengan barang second.
Baca Juga: 5 Kelemahan dan Risiko Menjalin Hubungan Jarak Jauh Alias LDR
Sebenarnya keduanya tak jauh berbeda karena sama-sama barang bekas pakai tapi yang membedakan preloved hanya kualitasnya saja.
Kebanyakan barang preloved yang dijual yaitu barang-barang bermerek dengan harga jutaan rupiah lebih.
Dilansir dari rumah.com, Samira Shihab sebagai CEO Tinkerlust mengatakan bahwa masyarakat Indonesia kini semakin paham jika preloved bukanlah barang bekas.
Baca Juga: Awal Terkenal Dari Sinetron Bidadari Anak Imut Ini Sudah Beranjak Dewasa, Siapakah dia?
Sisi uniknya disini minat masyarakat yang tinggi terhadap preloved ditunjukkan dengan ramainya bazar barang-barang tersebut.
Seiring perkembangan zaman, persepsi masyarakat sudah berubah dan sekarang mampu mengapresiasi nilai dan kualitas dalam sebuah produk walaupun bukan barang baru.
Sayangnya, penamaan bekas menimbulkan efek negatif di masyarakat meski sebetulnya barang tersebut sangat layak pakai karena kualitasnya masih bagus.
Baca Juga: TPA Bakung Kebakaran, Polresta Bandar Lampung Bantu Padamkan
Secara tidak langsung, lahirlah istilah preloved yang menghadirkan kesan lebih positif terhadap barang second atau bekas.***