Bisnisbandung.com - Usia 23 tahun adalah masa yang seharusnya penuh dengan tawa, keceriaan, dan eksplorasi.
Namun, seringkali kita mendengar bahwa pada usia ini, banyak orang mulai kehilangan tawa mereka karena tekanan pekerjaan dan tanggung jawab yang semakin bertambah.
Pertanyaannya adalah, apakah ini hanya mitos, ataukah memang menjadi fakta yang tak terhindarkan? Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang fenomena ini.
Baca Juga: Apa Yang Terjadi Jika Langit Cerah Tanpa Awan Sama Sekali?
Tertawa dalam Kehidupan Sehari-hari
Tertawa adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Dalam masa kanak-kanak dan remaja, kita seringkali tertawa dengan bebas, tanpa beban, dan dengan setiap kesempatan yang muncul.
Namun, ketika kita memasuki dunia pekerjaan dan merasakan tekanan hidup yang nyata, tawa tersebut mungkin mulai meredup.
Pekerjaan dan Tekanan
Salah satu alasan utama mengapa seseorang mungkin mulai jarang tertawa pada usia 23 tahun adalah tekanan dari pekerjaan.
Saat memasuki dunia kerja, banyak dari kita dihadapkan pada tugas dan tanggung jawab yang lebih besar.
Baca Juga: Presiden Jokowi Menyebutkan Bahwa Investasi IKN Tidak Menjadi Sia-Sia
Jadwal yang padat, tenggat waktu yang ketat, dan tuntutan profesional dapat membuat kita merasa stres dan cemas. Akibatnya, waktu untuk bersantai dan tertawa bisa berkurang.
Kehilangan Koneksi Sosial
Pada usia 23 tahun, banyak orang juga mengalami perubahan dalam kehidupan sosial mereka.
Teman-teman mungkin mulai menyebar ke berbagai kota atau negara untuk mencari pekerjaan atau melanjutkan pendidikan.
Ini bisa mengakibatkan kehilangan koneksi sosial yang erat, dan ketika kita merasa sendirian, tawa pun bisa menjadi sesuatu yang jarang terjadi.
Baca Juga: Sibuk Tak Punya Waktu Banyak? 5 Cara Mendapatkan Passive Income untuk Tambah Penghasilan
Mitos atau Fakta?