teknologi

Pengawasan Pemerintah Dinilai Masih Lemah di Harbolnas 11.11

Kamis, 14 November 2019 | 11:45 WIB
HARBOLNAS

YAYASAN Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak agar pemerintah segera mengesahkan RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP) dan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Belanja Online untuk memayungi konsumen ketika bertransaksi dalam hari promo diskon atau Hari Belanja Nasional (Harbolnas).

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan kedua regulasi sebagai bentuk kepedulian pemerintah untuk menjaga hak konsumen dalam transaksi belanja online.

"Oleh karenanya, dari sisi regulasi, sangat mendesak untuk segera mengesahkan RUU Perlindungan Data Pribadi, dan RPP Belanja Online. Kedua regulasi inilah yang akan secara kuat memayungi konsumen dalam transaksi belanja online," kata Tulus dalam keterangan resmi, Senin (11/11).

Tulus mengatakan pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Badan POM untuk mengawasi praktik belanja online.

"Kuatnya fenomena belanja online, ironisnya, justru tidak paralel dengan kuatnya pengawasan oleh pemerintah," ujar Tulus.

Terlebih, aduan belanja online dari konsumen selalu masuk peringkat tiga besar berdasarkan data pengaduan YLKI selamat lima tahun terakhir. Persentase aduan tertinggi yang dialami adalah barang tidak sampai ke tangan konsumen.

"Artinya masih banyak persoalan dalam belanja online dalam hal perlindungan konsumen," tuturnya.

Oleh karena itu, Tulus juga meminta agar konsumen senantiasa mengecek kredibilitas e-commerce yang memberikan promo-promo fantastis. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi penipuan saat promo diskon.

"Konsumen juga harus mengedepankan kewaspadaan dan ekstra hati hati dalam belanja online. Cermati profil pelaku usaha dari market place yang menawarkan belanja online yang bersangkutan," kata Tulus.

Serangan Penipuan Melonjak

Aktivitas penipuan di e-commerce diduga meningkat tajam selama periode promo diskon 11.11. Berdasarkan catatan Kaspersky, terdapat lonjakan serangan penipuan finansial dengan teknik phising. Hal ini berdasarkan pantauan perusahaan keamanan siber itu pada penjualan 11 November tahun lalu.

Phising penipuan finansial ini dilakukan dengan mengirimkan surel (email) ataupun menyebar tautan lewat pesan teks. Kaspersky memperkirakan serangan serupa akan dilakukan tahun ini. Sehingga disarankan para pemburu diskon agar berhati-hati dengan email dan pesan terkait promo 11.11.

Kaspersky mencatat jumlah rata-rata serangan phishing finansial mengalami fluktuasi sekitar 350 ribu per hari di bulan Oktober. Kemudian, beberapa hari sebelum 11 November 2018, lonjakan serangan naik drastis jadi 950 ribu serangan.

"(Tanggal) 11 November (memang) menjadi waktu yang terbaik untuk berbelanja [...] sekaligus menjadi momentum terbaik bagi para phisher dan spammer," kata Peneliti Keamanan di Kaspersky Andrey Kostin dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (11/11).

Halaman:

Tags

Terkini