teknologi

Bisa Dicontoh! Sejarah Belanda Mengatasi Banjir Sampai Tuntas, Negeri Kincir Angin Ini Menguras Air Laut

Kamis, 8 Februari 2024 | 21:30 WIB
Belanda Negeri Kincir Angin (Pixabay/Helenjank )

Baca Juga: Survei Populi Center Tunjukan Kemenangan, Budisatrio Ajak Relawan Mengawal Kemenangan Prabowo-Gibran

Pembangunan bendungan ini melibatkan total 10.000 pekerja, yang bekerja keras selama 5 tahun penuh. 

Mereka menggunakan 27 kapal keruk, 13 derek apung, dan 132 tongkang untuk membawa material yang diperlukan. 

Batu basal digunakan sebagai fondasi, di atasnya ditumpahkan pasir dan tanah untuk membangun bendungan setinggi 7 meter di atas permukaan air, dengan lebar 90 meter.

Pada tahun 1932, bendungan ini akhirnya selesai dibangun, dan dengan keberhasilannya, lautan Wadden berhasil ditahan, membentuk danau terbesar di Eropa. Tetapi itu belum cukup bagi Belanda.

Baca Juga: Hasil Survei Lampaui 50%, Gibran Ajak Warga Sumut Tak Golput

Mereka juga mengandalkan kincir angin untuk menguras air di daerah tergenang, sebuah teknologi kuno yang terbukti sangat efektif. 

Kincir angin ini, atau yang dikenal sebagai kincir angin polder, digunakan sejak abad ke-15. Ketika angin bertiup, tenaganya digunakan untuk memutar pompa air, mengeluarkan air dari rawa-rawa dan menciptakan lahan kering yang dapat digunakan untuk pertanian.

Jumlah kincir angin yang terpasang di Belanda begitu banyak sehingga mereka dijuluki sebagai "negeri kincir angin". 

Warga pun sangat bersyukur karena terbebas dari ancaman banjir dan dapat hidup dalam kemakmuran.

Baca Juga: 8 Film Amerika Ini Memiliki Adegan yang Menyinggung Indonesia, No 5 Hasil Diangkat dari Kisah Wartawan

Namun, waktu terus berlalu dan pada tahun 1953, Belanda dihadapkan pada ujian besar. Banjir besar melanda akibat serangan air dari Laut Utara. Meskipun demikian, Belanda tidak menyerah.

Mereka merancang proyek besar bernama Delta Works, yang melibatkan pembangunan serangkaian infrastruktur pertahanan air. 

Ini termasuk 13 bendungan, tanggul pengurang air, penghalang badai, dan pintu air. 

Proyek ini memakan biaya yang besar, tetapi pemerintah menganggapnya sebagai investasi yang penting untuk keselamatan negara.

Halaman:

Tags

Terkini