Agar bisa memenuhi targetnya, Qatar menggunakan pekerja kontrak dari negara lain untuk melakukan pembangunan stadion.
Berdasarkan data Amnesty, ternyata pekerja imigran yang bekerja dalam kondisi tidak aman ada sekitar 1,7 juta pekerja.
Para pekerja imigran itu ditipu dan dibayar dengan gaji yang tidak sesuai dengan perjanjian.
Bahkan ada pekerja yang tidak dibayar selama beberapa bulan.
Baca Juga: Sedih !! Ekuador membuat Qatar menjadi tim pertama yang kalah di pembukaan Piala Dunia
Para pekerja juga mengatakan bahwa mereka hanya digaji Rp. 600 ribu per minggunya.
Sedangkan saat tahap rekrutmen, mereka diwajibkan untuk membayar agen pencari kerja di luar Qatar sebesar $900 - $2000. Sehingga agar bisa berangkat ke Qatar mereka akan mencari pinjaman terlebih dahulu.
Selain itu, dikabarkan ada sebanyak 6.500 pekerja yang dikabarkan tewas saat melakukan pembangunan akibat kurangnya fasilitas pelindung matahari, sehingga banyak korban tewas akibat cuaca panas yang ekstrim.
Pada saat pembangunan, pemerintah Qatar mengakui jika sistem tenaga kerja mereka perlu dibenahi, tetapi mereka membantah tuduhan eksploitasi pekerja imigran.
Selain itu Qatar juga menyebut jika Piala Dunia 2022 akan menjadi turnamen sepak bola pertama yang tidak menghasilkan emisi karbon.
Namun nyatanya infrastruktur stadion ternyata menghasilkan emisi karbon yang tinggi.
Menurut kabar yang beredar, stadion yang telah dibangun akan dibongkar kembali ketika Piala Dunia 2022 berakhir. Hal ini dikarenakan Qatar tidak memiliki supporter bola yang besar.***
Artikel Terkait
Hasil Pertandingan Piala Dunia 2022: Ekuador Sukses Hajar Tuan Rumah
Manchester United Mengambil Keputusan Untuk Memecat Ronaldo
Gawat! Inggris Terancam Dipulangkan FIFA Jika Tetap 'Nekat' Melakukan Hal Ini
Siapa sangka seramai ini !! Berikut beberapa fakta Piala Dunia Qatar 2022. Nomor 6 paling diminati pengunjung
Dari hotel mewah hingga universitas, inilah tempat tinggal 32 tim peserta Piala Dunia Qatar 2022