Prof Jimly: Hadapi FPI Seperti Mau Berperang Perlu Dihadapi Dengan Lebih Bijak Dan Diplomatis

photo author
- Sabtu, 21 November 2020 | 20:15 WIB
MK
MK

BISNIS BANDUNG - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Jimly Asshiddiqie mengingatkan pemerintah agar tidak menghadapi aksi petinggi Front Pembela Islam (FPI) M Rizieq Syihab seperti mau berperang. Hal ini terkait dengan langkah pimpinan TNI yang menggelar apel siaga di kesatuan-kesatuan pasukan khusus.

"Jangan bikin suasana tegang, kayak mau perang. Jangan anggap mereka yang tak suka pemerintah itu akan bisa menjatuhkan Presiden," kata Jimly  yang dilansir detikcom Kamis (19/11/2020).yang dikutip Bisnis Bandung.com

Pemerintah,lanjut Jimly, sebaiknya menganggap polah Rizieq Syihab itu sebagai kenakalan. Karena itu, perlu dihadapi dengan lebih bijak dan diplomatis. Narasi ketidaksukaan terhadap pemerintah oleh Rizieq Syihab dan para pendukungnya tak mungkin menjatuhkan Presiden Jokowi.

Sementara politikus Partai Demokrat Andi Arief menyoroti aksi TNI yang turun tangan dalam pencopotan sejumlah baliho atau atribut FPI di Jakarta.

Menurutnya, turunnya prajurit TNI untuk melakukan pembersihan baliho Habib Rizieq tersebut menandakan negara sudah kalah.

"Kalau TNI turun tangan, berarti negara dan seluruh pendukungnya kalah. Sudah tak mampu," cuit Andi Arief dalam akun Twitternya , Sabtu (21/11/2020).

Andi menyebut, bahwa negara sudah tidak mampu memainkan perannya sehingga harus menurunkan TNI untuk mencopoti spanduk Habib Rizieq. "Propagandis sampai struktur lumpuh dan diambil alih TNI yang masuk wilayah politik diundang Presiden dan pendukungnya," ungkap mantan Staf Khusus SBY tersebut.

Twit itu Andi  sejak diunggah ke publik sudah disukai sebanyak 2.620 dan mendapat 759 retweet.

Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengakui dirinya yang telah memerintahkan anggotanya untuk menurunkan baliho Habib Rizieq. Mantan Wakil Ketua DPR Fadli Zon  juga mengatakan bahwa pencopotan baliho bukan menjadi wewenang TNI. Fadli menyebut kembali istilah Dwifungsi ABRI yang ada pada era Orde Baru.

”Apa urusannya Pangdam Jaya memerintahkan mencopot baliho? Di luar kewenangan tupoksi TNI. Sebaiknya jangan semakin jauh terseret politik, kecuali mau hidupkan lagi dwifungsi ABRI untuk imbangi dwifungsi polisi,” kicau Fadli Zon.

Dalam kicauan sebelumnya, Fadli Zon  menyebut bahwa langkah TNI mencopot baliho FPI justru merusak nama baik TNI . "Apa benar video-video ini? Kalau benar apa maksudnya? Jelas merusak nama baik TNI. Apalagi kalau tujuannya menakut-takuti rakyat. Harus diusut!" kata Fadli Zon.

Perintah dirinya

Pangdam Jaya mengakui bahwa dirinya yang memerintahkan anak buahnya menurunkan baliho Habib Rizieq.

"Oke, ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," tegas Dudung, seusai apel kesiapan bencana dan pilkada serentak, di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X