Trump tetap mempertahankan langkahnya mengenakan tarif meski ada kritik dari anggota parlemen Republik. Pada Senin waktu setempat, Trump mengunggah status dalam akun media sosial Twitter.
"Tarif telah menempatkan AS dalam posisi tawar yang sangat kuat, dengan miliaran dolar AS dan tenaga kerja yang mengalir ke negara kita. Namun, kenaikan biaya sejauh ini hampir tidak terlalu mencolok. Jika negara-negara tidak akan membuat adil berurusan dengan kami, mereka akan ditagih," tulis Trump, seperti dikutip dari laman CNBC.
Pelaku usaha pun cemas dengan pengumuman Donald Trump tersebut. Pimpinan National Association of Manufacturers (NAM) dan CEO Jay Timmons menuturkan, penerapan tarif berisiko membatalkan hasil yang telah dicapai oleh para produsen pada tahun lalu. Ini karena reformasi pajak dan peraturan.
"Dengan setiap hari yang berlalu tanpa kemajuan pada perjanjian perdagangan bilateral berbasis aturan dengan China, potensi tumbuh untuk produsen dan pekerja manufaktur terluka. Tidak ada yang menang dalam perang dagang, dan pekerja manufaktur berharap pendekatan pemerintah akan cepat hasilnya," ujar Timmons.
Sebelumnya pemerintahan AS telah memungut tarif senilai USD 50 miliar terhadap barang China. Pemerintahan China pun menanggapi dengan langkah-langkah yang menargetkan penerapan tarif untuk impor barang AS. Ini menimbulkan kekhawatiran terhadap industri pertanian AS. (C-003)***