Elyzabeth Bulan Marcahaya, SE., kelahiran 14 Mei 1975 ini, adalah anak dari pasangan Kol.(Purn) R.E. Baringbing, SH. (73) dan Sondang Siagian (68). Ia menekuni profesi sebagai trainer, motivator dan public speaker. Ia juga aktif di sebuh parpol, Satgas Bapillu, Ketua Laskar Muda Institute dan FKPPI. Bekerja selama 13 tahun dalam suatu pekerjaan tidak membawanya pada perbaikan secara finansial.
“Akhirnya saya mengevaluasi diri, apa yang bisa saya kembangkan dan apa yang ada dalam diri saya. Saya harus berani mencoba hal-hal yang mungkin belum pernah saya lakukan sebelumnya,” tuturnya.
“Keluar dari comfort zone bukanlah perkara mudah. Tapi supaya berhasil, kita dituntut untuk berani mengambil suatu keputusan. Karena, keputusan kita di hari ini akan berdampak besar pada masa depan. Sampai ketika suatu hari saya bertemu dengan seorang pembicara nomor satu di Indonesia, yakni Mr. Tung Desem Waringin, dan saya memintanya untuk membimbing serta mengajari saya. Kemudian saya belajar dalam pelatihan-pelatihan yang ia ajarkan. Dari situlah saya mengenal profesi public speaker. Ternyata, menjadi seorang speaker ada aturan mainnya, ada rules-rules yang harus diketahui. Dari mulai cara membuka acara, membawakan materi serta penutupan, itu semua ada caranya. Sampai cara membuat materi slide pun ada aturannya. Berawal dari ketertarikan inilah, saya akhirnya mempelajari dan memperdalam ilmu public speaking. Public speaking adalah ilmu wajib yang seharusnya dimiliki dan diajarkan sejak sekolah dasar,” demikian cerita Elyzabeth tentang awal ketertarikannya dengan profesi public speaker kepada BB pekan lalu di Bandung.
Latar belakang pendidikannya adalah Fakultas Ekonomi. Di akhir kuliahnya, ia membuat skripsi tentang Reksadana.
Elyzabeth mengaku, ketika itu masih sedikit sekali yang mengenal investasi di pasar uang. Tapi, dirinya tertarik dengan sistem pengembangan investasi. Kala itu dirinya membandingkan, bagaimana menginvestasikan uang di pasar uang dengan investasi dalam deposito. Kita tidak boleh menyimpan uang dalam satu instrumen saja. Perlu mendiversifikasikan penempatan uang itu sendiri. Penempatan uang di deposito atau tabungan dilakukan sebagai hard cash, sehingga sewaktu-waktu dapat dicairkan bila dibutuhkan. Lalu, ada pula investasi di emas atau property untuk jangka panjang. Sedangkan investasi di pasar uang atau pasar modal difungsikan seperti bisnis.
Mengenai profesi Elyzabeth yang memberikan motivasi pada banyak orang, ia pun menemukan banyak orang yang termotivasi (on fire) hanya ketika berada dalam ruang seminar. Hal ini dikarenakan, orang-orang di sekelilingnya tampak bersemangat, pembicara yang berapi-api dalam menyampaikan seminar, lighting dan sound system yang diciptakan sedemikain rupa agar peserta termotivasi, termasuk rajin mencatat semua materi yang disampaikan.
Namun, begitu keluar ruangan, apa yang terjadi, mereka malah bingung harus melakukan apa. Mereka bingung mau mulai darimana untuk melangkah.
“Oleh karena itu, saya akan membantu memecahkan masalah mereka, agar mereka bisa mulai merubah hidupnya. Saya menyampaikan materi tentang trading, karena saya anggap hal ini dapat menjadi salah satu solusi menuju kebebasan finansial (financial freedom),” tutur Elyzabeth.
Banyak orang komplain dengan kondisi ekonomi saat ini. Mereka mengatakan, bahwa hidup semakin sulit, apa-apa serba naik, sulit mencari lapangan pekerjaan, mau bisnis juga repot, daya beli masyarakat berkurang, persaingan bisnis sangat tinggi, dan sebagainya. Orang-orang yang selalu menyalahkan keadaan, adalah orang-orang yang sulit maju. Kita tidak bisa menyalahkan keadaan, situasi dan kondisi sekeliling. Tapi yang harus kita lakukan adalah, bagaimana merubah diri. Bagaimana mengelola mindset kita secara benar, bagaimana mengelola limiting belief, dan bagaimana kita fokus pada solusi, bukan pada masalah. Apabila kita bisa mengelola hal tersebut, maka kita akan mengalami perubahan hidup dalam hal apapun, termasuk kebebasan keuangan.
Hasil penelitian Kadence International Survey mengungkapkan bahwa, pendapatan dan pengeluaran rata-rata penduduk Indonesia kurang dari 1,5 juta rupiah, sehingga tidak heran, jika banyak terjadi ketimpangan dalam masalah ekonomi.
Memperkecil pengeluaran disesuaikan dengan pendapatan bukanlah solusi yang cerdas. Tetapi yang harus kita lakukan adalah, menambah pemasukan. Kalau hanya sekedar memperkecil pengeluaran, mau sampai kapan. Memperkecil pengeluaran biasanya berdampak hanya untuk sementara waktu.
“Yang harus kita lakukan adalah menambah income,” ujarnya. Lalu bagaimana caranya ? Di jaman yang serba teknologi seperti saat ini, kita dituntut untuk bekerja menggunakan teknologi yang ada. Ketika jaman berubah, maka cara mencari uang pun akan berubah.
Teknologi maju bukan hanya sekedar jargon. Kita harus melek informasi, kita tidak bisa menentang jaman. Kita harus mau buka mata, buka hati dan buka pikiran jika kita ingin maju dan berkembang.
Trading adalah perdagangan. Sama halnya dengan berdagang secara fisik, ada kegiatan jual-beli dan untung-rugi. Namun di trading ini, kita tidak berdagang dalam bentuk fisik, tetapi dalam bentuk kontrak dagang. Barang yang diperjualbelikan berupa komoditi, bisa berupa minyak mentah, emas, perak, mata uang, dan sebagainya.