Pembelinya berasal dari berbagai daerah, dari mulai Bandung, Jakarta, hingga Sumatera. Bahkan, hasil produksinya sudah sampai ke mancanegara, seperti Malaysia, Brunei, hingga Jepang dan Korea.
”Ada juga yang langsung menjual ke luar negeri, antara lain ke Malaysia dan Jepang. Orang Korea atau Jepang pemilik pabrik di Indonesia, suka pesan yang kemudian dikirim ke negaranya,” tambah Udin.
Sulaeman, perajin lainnya mengaku , sudah mulai membuat kerajinan dari kayu sejak tahun 1970-an. Kerajinan yang dibuatnya dalam berbagai jenis, dijual ke Jakarta, Bali, Palembang, Surabaya, bahkan Batam.
Keluar negeri sampai ke Belanda, Amerika Serikat, Malaysia.” Yang paling sering pesan, adalah orang Malaysia,” ujar Sulaeman seraya menambahkan bahwa patung paling diminati oleh orang asing, adalah miniatur patung Asmat. Sementara pembeli lokal lebih tertarik pada wayang. Pembeli terkadang memesan sendiri bentuk patung yang diinginkan.
Penjualan kerajinan dari kayu tidak terlepas dari kendala, salah satunya musim. Ketika musim hujan, kayu lebih sulit didapat. Selain , sulit untuk mengukir kayu karena kayu tidak kering.
Saat ini, industri rumahan kerajinan kayu di Cipacing terus berusaha mengembangkan usahanya agar semakin berkembang. Daerah Cipacing , diharapkan bukan hanya terkenal akan senapan angin, tetapi juga kerajinan kayunya. (E-010) ***