Bisnis Bandung, (BB) -- Pengamat/Dosen Perdagangan Internasional Universitas Widyatama, Dwi Fauziansyah Moenardy S.IP,. M.I.Pol mengemukakan, dunia saat ini sedang terfokus di wilayah eropa antara Rusia dan Ukraina yang sedang berperang. Aksi perang ini dilancarkan oleh Rusia pada 24 Februari 2022, dan pastinya akan berpengaruh pada kawasan eropa akan tetapi juga akan dirasakan di kawasan lainya hal ini tentu akan berdampak pada konteks perdagangan dan pada aliran pergerakan manusia di Rusia, Ukraina dan sekitarnya.
Menurut Dwi Fauziansyah Moenardy S.IP,. M.I.Pol, dunia saat ini masih belum stabil karena pandemic dan sekarang akan diperparah dari kondisi perang yang terjadi diantar dua negara tersebut. Kondisi ini tentu cepat atau lambat akan berpengaruh pada dunia internasional, dan apakah akan menarik pemain-pemain baru dalam konflik kedua negara ini seperti Amerika dan NATO? Hal ini tentu yang paling dikhawatirkan. Sejak dilancarkannya perang rusia di wilayah ukraina, konflik ini terus menunjukan eskalasi dan akan berdampak secara langsung dan tidak langsung bagi kepentingan negara-negara didunia, termaksud Indonesia di Kawasan Eropa dan Global. Perang ini pun akan menimbulkan tekanan baru dalam masa pemulihan dari tantangan ekonomi. Salah satu yang bisa dirasakan nanti akan dampaknya yaitu harga minyak dunia, karena Rusia menjadi salah satu negara dengan kontribusi yang sangat signifikan terhadap cadangan minyak dunia dan juga akan berdampak pada tatanan ekonomi dunia. Krisis perdamaian dan keamanan global akan terjadi secara jelas. Perdagangan pun akan terganggu dan dirasakan oleh Indonesia. karena Indonesia memiliki hubungan dagang yang baik dengan Rusia dan Ukraina.
Perlu diketahui Rusia dan Ukraina adalah pengekspor gandum utama dunia jika digabungkan kedua negara tersebut maka menyumbang 29% dari pasar ekspor gandum dunia. jika kita melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Ukraina berada di posisi pertama pengekspor gandum ke Indonesia, angkanyapun meningkat setiap tahunnya dan menempatkan indonesia melewati turki dan mesir yang dimana kedua negara ini menjadikan gandum sebagai makanan pokok. Data dari BPS selama tahun 2020 impor gandum Indonesia mencapai 2,96 juta ton dari ukraina, paparnya kepada Bisnis Bandung (BB), di Bandung
Selain dari Ukraina, Indonesia mengimpor gandum dari Argentina dan kanada. Total impor gandum Indonesia sebesar 10.299 juta ton dan ukraina menyumbang 20% , sungguh angka yang cukup signifikan. Selain impor Indonesia, Adapun ekspor Indonesia Rusia dan Ukraina adalah CPO (Crude Palm Oil) ini merupakan ekspor utama Indonesia ke kedua negara ini akan tetapi dengan jumlah yang relative kecil dibandingkan kenegara lain sehingga Indonesia dapat melakukan pengalihan ekspor CPO kenegera lain untuk menutupi gangguan ke negara Rusia dan Ukraina. Sehingga stabilitas perdaganga internasional akan terganggu dan harga barang akan segera naik. Hal ini ditegaskan dengan adanya embargo global terhadap rusia sehingga tentunya akan mempengaruhi stabilitas pasokan dan harga barang di dunia, pungkasnya kepada BB. (E-018)***