SIAPA tak kenal Popong Otje Djundjunan, anggota DPR-RI. Ia merupakan salah satu tokoh perempuan asal Jawa-Barat yang mengabdikan dirinya kepada publik melalui berbagai organisasi yang dijalaninya. Terdengar kabar, ia tidak bersedia dicalonkan kembali menjadi wakil rakyat yang menghuni gedung kura-kura tersebut dengan alasan pertimbangan hati sanubari.
Perempuan enerjik yang kerap disapa Ceu Poong itu, kalau maju lagi menjadi calon legislatif 2019-2014 memiliki modal sosial, lantaran kedekatannya dengan berbagai elemen kemasyarakatan. Maklum ia sudah menjadi anggota DPR sejak 1987, dan selalu terpilih karena dukungannya yang besar, khususnya dari kaum perempuan.
"Memang saya yang minta jangan dicalonkan lagi. Tapi bukan berarti Ceu Popong akan ngagoler, diam saja, malah sebaliknya akan lebih giat lagi,” katanya dalam obrolannya dengan para wartawan di gedung Pasundan Jalan Sumatera No.41 Kota Bandung, Sabtu (29/12).
Ceu Popong yang meluncurkan buku autobiografi dirinya bertagline "Yang Muda yang Berkarya, yang Tua tetap Berkarya" menjelaskan bahwa ia akan berhenti dari Gedung DPR-RI, karena punya ambisi membina generasi muda.
"Tanpa membedakan suku bangsa, tanpa membedakan agama, tanpa membedakan etnis. Baik itu laki maupun perempuan, saya punya rencana melakukan bimbingan berorganisasi sesuai dengan hobi Ceu Polong, selain membaca," tuturnya.
Institusi yang akan dikembangkannya dalam membina generasi muda tersebut, namanya cukup sederhana yaitu Bimbingan Berorganisasi.
"Tapi di dalamnya, makna bimbingan berorganisasi itu segala macam masuk, ada ideologi, politik, pendidikan. Ya untuk generasi muda serta ibu-ibu muda yang memang punya rencana terjun di bidang politik," ungkapnya.
"Itu, rencana saya. Tapi engke (nanti-Red) setelah pensiun dari DPR-RI pada 21 Oktober 2019. Jadi pelaksanaannya pada awal tahun 2020. Jadi tidak akan diam dan salah satu hobi Ceu Popong adalah berogranisasi. Pokoknya membina itu resep," ujarnya.
Mengapa ia mengurungkan niatnya untuk terus maju menjadi anggota DPR-RI, padahal membimbing generasi muda, bisa berjalan beriringan dengan jabatannya sebagai anggota legislator, dengan tegas ia menyatakan memiiki alasan tertentu.
" Penyebab yang pertama, saya memberi kesempatan kepada kader yang lebih muda. Kalau maju lagi, bukan berarti sombong bakal terpilih lagi. Karena modal sosial yang cukup kuat. Pokona teu kudu ngaluarken duit loba lah, banyak organisasi yang mendukung ," ungkapnya blak-blakan.
Modal sosial diakuinya banyak pihak dan orang sudah sangat mafhum, mengetahui, siapa dan bagaimana dirinya. Itulah modal sosial yang dimiliki Ceu Popong.
Alasan atau penyebab keduanya, adalah sudah banyak hal-hal yang tidak sesuai dengan nuraninya."Bukan, jelek atau salah. Tapi, nurani ini sudah tidak sanggup lagi menghadapi apa yang terjadi, " paparnya.
Dalam buku autobiografi "Yang Muda yang Berkarya, yang Tua tetap Berkarya" ia meminta kepada warga masyarakat jangan menggeneralisasi keburukan satu dua atau sepuluh orang anggota dewan, sebab anggota dewan itu banyak ada 560 orang.
Lantas, apa sesungguhnya yang sudah tidak sesuai dengan nurani tersebut. Meski ia tidak mengatakan secara gamblang, tapi kisi-kisinya adalah paska reformasi ini soal disiplin anggota terasa sangat kurang. Rasa tanggungjawab juga kurang serta berbagai aturan cenderung dilanggar.