nasional

Heboh Lagi Soal PT IMIP Morowali, Eks Karyawan Bocorkan Informasi Penting ke Media

Rabu, 3 Desember 2025 | 16:40 WIB
Bandara IMIP Morowali (Tangkap layar youtube Metro TV)

bisnisbandung.com - Isu mengenai keberadaan tenaga kerja asing (TKA) asal China di kawasan industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menjadi sorotan.

Seorang mantan karyawan PT IMIP mengungkap berbagai praktik internal yang dinilai janggal, termasuk pola mobilisasi TKA, pembangunan bandara privat, hingga sistem keamanan superketat yang membatasi akses pihak luar.

Dalam wawancara ekslusif bersama Aiman Witjaksono di Rakyat Bersuara, ia mengungkapkan berbagai kejanggalan dengan identitas disamarkan.

Baca Juga: Kuasa Hukum Roy Suryo Tak Gentar, Sebut Masih Banyak Kejanggalan di Kasus Ijazah Jokowi

Menurut penuturan mantan karyawan tersebut, bandara di area IMIP memang dirancang untuk mempermudah arus keluar-masuk pekerja asing.

Sebelum bandara dibangun, para TKA China diterbangkan dari Beijing menuju Soekarno-Hatta, lalu ke Bandara Haluoleo Kendari. Dari sana perjalanan dilanjutkan melalui jalur darat dan laut hingga ke kawasan IMIP.

Mobilisasi TKA disebut berlangsung setiap hari dengan jumlah antara puluhan hingga seratus orang per perjalanan.

Mereka datang dari satu negara saja, yakni China mainland, dan bekerja di berbagai posisi mulai dari level operator hingga pekerjaan kasar seperti penyapu jalan.

Baca Juga: Kerusakan Lingkungan Membawa Bencana, Prabowo Klaim Akan “Sikat Maling-Maling” Perusak Hutan, KSP Buka Suara

Eks karyawan tersebut menyebut bahwa perusahaan mempekerjakan ribuan TKA asal China, bahkan untuk pekerjaan tanpa keahlian khusus.

“Pada waktu kita di dalam, kita juga diskusi dengan I.W., salah satu direktur operasional di sana. Pada waktu itu beliau sampaikan ke saya bahwa mereka punya komitmen dengan pemerintah China untuk membawa SDM-SDM Cina,” tuturnya dilansir dari youtube official iNews.

“Mereka itu over SDM yang produktif tapi tidak terserap di negaranya. Jadi semua pengusaha-pengusaha China yang ada di seluruh dunia diwajibkan untuk mempekerjakan para warga negara mereka sampai yang level paling bawah,” sambungnya.

Jumlah pekerja sempat disebut mencapai sekitar 5.000 orang, dengan ratusan pekerja ditempatkan pada posisi penyapu jalan. Upah para pekerja ini berkisar belasan juta rupiah per bulan, dengan sebagian gaji langsung dikirim ke keluarga mereka di China.

Baca Juga: Kerusakan Lingkungan Membawa Bencana, Prabowo Klaim Akan “Sikat Maling-Maling” Perusak Hutan, KSP Buka Suara

Halaman:

Tags

Terkini