nasional

Yang Penting Jabatan dan Cuan! Sobary Bongkar Loyalitas Buta Pendukung Jokowi

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 12:00 WIB
Jokowi (dok instagram Jokowi)


Bisnisbandung.com - Budayawan Mohamad Sobary melontarkan kritik tajam terhadap fenomena loyalitas sebagian pendukung Jokowi yang dinilainya sudah menyimpang dari semangat awal reformasi.

Dalam pernyataannya yang disampaikan penuh gaya retoris khasnya, Sobary menyebut banyak pendukung Jokowi kini lebih mengejar “cuan dan jabatan” ketimbang memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara.

“Mereka itu datang ke mana ada makanan, ada bansos, ada beras, ada jabatan di BUMN. Semua penting bagi hidup mereka sendiri, tapi tidak penting bagi kehidupan bangsa,” sindir Sobary dalam videonya.

Baca Juga: Setelah 7 Tahun, Afgan Kembali dengan Single Terbaru 'Kacamata'

Menurut Sobary pendukung Jokowi terbagi dua.

Yang pertama mereka yang dulu mendukung Jokowi dengan tulus karena melihatnya sebagai simbol rakyat biasa bukan bagian dari Orde Baru atau elite militer.

“Pendukung Jokowi dulu percaya Jokowi adalah kita — representasi dari rakyat dan mandat reformasi,” ujarnya.

Namun Sobary menilai kelompok kedua — pendukung Jokowi yang masih bertahan hingga sekarang justru terjebak dalam “kejumutan politik”.

Mereka kata Sobary menjadi “loyalis buta” yang menukar idealisme dengan keuntungan pribadi.

Baca Juga: Cara Mudah Menyimpan Video dari Facebook untuk Ditonton Kapan Saja

“Mereka itu golongan orang jahiliah modern. Mereka meletakkan kesadaran politik di atas dasar upah, jabatan, dan proyek,” katanya.

Sobary bahkan menyebut sebagian dari mereka berasal dari kalangan akademisi dan pegiat survei yang “menjual hasil surveinya demi kepentingan politik”.

Ia menilai kondisi ini menggambarkan pertemuan antara ambisi dan keserakahan dari dua pihak, antara kekuasaan dan para pencari keuntungan.

“Loyalitas mereka itu palsu. Mereka bukan lagi loyalis tapi sudah jadi royalist pengabdi istana, bukan bangsa,” ucapnya.

Baca Juga: Luhut Yakinkan Proyek Whoosh Bisa Diselesaikan Melalui Restrukturisasi

Halaman:

Tags

Terkini