nasional

Tajam! Islah Bahrawi Sebut Penghinaan Pesantren oleh Trans7 Bukan Kelalaian

Rabu, 15 Oktober 2025 | 17:30 WIB
Islah Bahrawi, Jaringan Moderat Indonsia (Tangkap layar youtube TVNU)

bisnisbandung.com - Kontroversi tayangan Trans7 yang dianggap menghina kiai dan pesantren terus menuai perhatian publik.

Direktur Moderat Indonesia, Islah Bahrawi, menyatakan bahwa insiden ini bukan sekadar kelalaian, melainkan bagian dari skenario yang dirancang secara sistematis.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah talk show di TVNU. Islah memaparkan bahwa penghinaan terhadap pesantren bukanlah peristiwa tunggal, melainkan rangkaian agenda panjang yang menyasar lembaga keagamaan tradisional di Indonesia.

Baca Juga: Family Office Ditolak! Purbaya Tantang Luhut Cari Modal Sendiri Bukan dari APBN

“Trans7 ini sejak tahun 2014 sudah nyala. Saya tenaga ahli di Densus 88 selama 6 tahun, saya berada di sana,” ujarnya dilansir dari youtube TVNU.

“Saya tahu persis bagaimana gesturnya Trans7 (Trans Corporation) ini ketika melakukan operasi-operasi itu lewat tayangan-tayangan. Coba itu tayangan-tayangan yang dulu tentang ISIS, tentang khilafah, itu selalu diamplifikasi,” sambungnya.

Islah mengaitkan peristiwa ini dengan upaya mendiskreditkan Nahdlatul Ulama (NU). Menurutnya, pesantren yang berafiliasi dengan NU sejak lama dianggap sebagai penghalang bagi kelompok-kelompok yang memiliki agenda tertentu.

Baca Juga: Beda Kelas dari Sri Mulyani? Adi Prayitno: Purbaya Bikin Heboh Kabinet Prabowo

Sejak era Resolusi Jihad, pesantren dinilai menjadi benteng perlawanan terhadap gerakan yang mengancam keutuhan negara.

Ia juga menyoroti pola tayangan Trans7 sejak beberapa tahun terakhir yang dinilai kerap memperbesar isu-isu keagamaan tertentu.

“Ini saya sudah perhatikan, ada Khazanah, itu Khazanah Trans7, itu juga selalu mengamplifikasi berbagai agenda Hizbut Tahrir maupun Ikhwanul Muslimin,” gamblangnya.

“Karena upaya-upaya mendiskreditkan pesantren dan kiai itu adalah bagian dari operasi-operasi untuk meruntuhkan Nahdlatul Ulama. Itu harus disadari,” imbuhnya.

Menurutnya, pola ini menunjukkan adanya kecenderungan amplifikasi terhadap agenda kelompok-kelompok transnasional.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Gerak Cepat! Respons Curhat Rieke Soal Jalan Rusak di Sukabumi

Halaman:

Tags

Terkini