nasional

MUI Ungkap Banyak Pesantren Berdiri Sebelum Indonesia, Belum Penuhi Standar Bangunan Modern

Kamis, 9 Oktober 2025 | 19:00 WIB
Ambruknya salah satu bangunan di ponpes tertua (Tangkap layar youtube Metro TV)

bisnisbandung.com - Tragedi ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menyebabkan 67 orang meninggal dan 104 selamat, memunculkan sorotan terhadap kondisi fisik bangunan pesantren di Indonesia.

Ketua Induk Koperasi Pondok Pesantren KH. Marsudi Syuhud yang juga merupakan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai banyak pondok pesantren berdiri sejak sebelum Indonesia merdeka sehingga belum memenuhi standar bangunan modern.

“(Banyak) Pondok pesantren di Indonesia itu berdiri sebelum republik ini berdiri. Termasuk Al-Khozini ini,” ungkapnya dilansir dari youtube Metro TV.

Baca Juga: Cak Imin Bentuk Satgas Pembangunan Pesantren Pasca Tragedi Al-Khoziny, Sumber Anggaran Jadi Sorotan

Pondok pesantren di berbagai daerah pada awalnya dibangun secara swadaya oleh masyarakat dan para santri melalui sistem gotong royong. Proses pembangunan yang dilakukan secara tradisional ini dikenal luas di Jawa sebagai “kombongan” atau pembangunan asrama santri secara mandiri.

Sejak awal berdirinya, pondok pesantren jarang melibatkan perencanaan teknis modern dan tidak berada dalam pengawasan ketat pemerintah karena pada masa itu belum ada aturan resmi terkait standar bangunan.

Kondisi ini membuat banyak bangunan pesantren berusia panjang tanpa pembaruan struktur sesuai perkembangan teknologi konstruksi.

Baca Juga: Disikat Purbaya! 26 Pegawai Pajak Dipecat: Bukan Saatnya Main-Main!

Seiring waktu, banyak pesantren menambah lantai atau memperluas bangunan tanpa perhitungan teknik yang matang.

Dalam kasus di Sidoarjo, bangunan pesantren diketahui telah berdiri sejak tahun 1915 dan mengalami penambahan lantai beberapa kali hingga menjadi bangunan bertingkat tinggi.

MUI memandang faktor sejarah berdirinya pesantren menjadi salah satu penyebab utama lemahnya standar bangunan di banyak lembaga pendidikan Islam.

Pembangunan yang dulunya berbasis gotong royong masyarakat tidak selalu disertai keahlian teknik bangunan yang memadai.

Pada masa lalu, tukang bangunan dipilih dari masyarakat desa sekitar, bukan dari tenaga profesional bersertifikat.

Baca Juga: AMD Ryzen™ AI 300 Series dan Ryzen™ AI Max Series Hadirkan Lompatan Besar Performa dan Produktivitas dengan Dukungan AI Terdepan

Halaman:

Tags

Terkini