nasional

Masalah Serius Program Makan Bergizi Gratis, Angka Insiden 5 Kali Lipat Lebih Tinggi dari Negara Lain

Minggu, 5 Oktober 2025 | 08:00 WIB
Pelaksanaan Program MBG (Tangkap layar youtube Metro TV)

bisnisbandung.com - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, dr. Gamal Albindsaid, menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah memiliki tujuan yang mulia, namun pelaksanaannya masih menghadapi tantangan serius terutama dari sisi keamanan pangan dan efektivitas program.

Gamal menjelaskan bahwa secara prinsip, program makan bergizi gratis terbukti membawa banyak manfaat di berbagai negara.

Berdasarkan laporan State of School Feeding World 2024 yang mencakup 146 negara, inisiatif pemberian makan di sekolah terbukti mampu meningkatkan kualitas pendidikan, memperbaiki status gizi anak, memperkuat sektor pertanian lokal, serta membuka lapangan kerja di daerah pedesaan.

Baca Juga: Karut Marut MBG, Celios Blak-Blakan Pemerintah Harus Legowo Jika Memang Harus Dimoratorium

Ia menyoroti bahwa negara-negara yang menjalankan program sejenis berhasil menunjukkan nilai ekonomi yang tinggi atau value for money.

Setiap satu dolar yang diinvestasikan dalam penyediaan makanan bergizi di sekolah dapat memberikan dampak ekonomi sebesar tiga hingga sembilan dolar.

Artinya, investasi pada program makan bergizi tidak hanya berpengaruh pada kesehatan anak, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Meski demikian, Gamal menilai bahwa pelaksanaan program MBG di Indonesia perlu dievaluasi karena data menunjukkan angka insiden kesehatan yang cukup tinggi.

Baca Juga: Israel Ancam Aktivis Global, Wanda Hamidah Desak Dunia Bertindak Bukan Hanya Mengecam

Berdasarkan perbandingan internasional, tingkat kejadian insiden akibat konsumsi makanan dalam program MBG di Indonesia mencapai 5,6 kasus per satu juta porsi.

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain seperti Jepang yang hanya mencatat 0,8 hingga 0,9 kasus, Amerika Serikat 0,07 hingga 0,11 kasus, dan Uni Eropa 1,1 hingga 1,3 kasus per satu juta porsi.

Dengan demikian, tingkat insiden di Indonesia mencapai sekitar lima kali lipat lebih tinggi dibandingkan standar ideal yang diterapkan di negara-negara lain.

“Sementara dalam pelaksanaan kita sekarang, kita sudah melampaui angka 5%, ya, 5 kali lipat dari yang seharusnya,” jelasnya dikutip dari youtube Metro TV.

Baca Juga: Meski 44 Kapal Diserang Israel, Gelombang Kedua Flotilla Tetap Berlayar Menuju Gaza

Halaman:

Tags

Terkini