Awalil Rizky menambahkan pemerintah harus hati-hati agar belanja pertahanan tidak justru membebani fiskal negara yang sedang rapuh.
“Kalau sampai anggaran pertahanan membengkak lagi seperti 2025, itu akan mempersempit ruang fiskal untuk kebutuhan lain. Risiko sosialnya besar,” ujarnya.
Ia menutup dengan menegaskan kekuatan pertahanan yang utama bukan sekadar jumlah senjata tetapi rakyat yang puas, percaya, dan siap bahu-membahu dengan TNI.
“Kalau rakyat percaya pada pemerintah dan hormat pada aparat itu pertahanan pertama yang harus dijaga,” pungkasnya.***