Bisnisbandung.com - Polemik program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menguat setelah kasus keracunan massal yang menimpa ribuan siswa di berbagai daerah.
Pengamat politik Rudi S Kamri menilai kejadian ini bukanlah kesalahan sepele.
Melainkan sebuah tragedi besar yang bisa meninggalkan trauma mendalam bagi generasi muda.
Baca Juga: Deretan Bintang Muda dan Senior Ramaikan Serial Remaja ‘Di Luar Nurul’
Dikutip dari youtube YouTube Anak Bangsa Channel, Rudi menjelaskan “6.452 orang bahkan lebih keracunan. Ini bukan kelalaian biasa, bukan kekhilafan, ini tragedi.”
“Ini anak-anak muda, tunas-tunas bangsa. Mereka bisa trauma untuk memakan MBG kembali,” kata Rudi.
Rudi menyoroti bahwa kasus ini menimbulkan efek berantai.
Bukan hanya siswa yang terkena tetapi juga orang tua dan masyarakat luas ikut merasa khawatir.
“Multiefeknya luar biasa. Orang tua pasti takut, masyarakat pun mulai meragukan MBG,” tegasnya.
Baca Juga: Siap Tayang Bulan Depan, Film Horor Indonesia ‘Abadi Nan Jaya’ Sajikan Teror Zombi Unik
Rudi turut mengutip kritik pedas ahli gizi Dr. Tan yang menilai menu MBG jauh dari standar gizi dan tidak berbasis pangan lokal.
“Dibagi spaghetti, burger, bahkan bakmi instan. Padahal gandum itu tidak tumbuh di Indonesia. Sementara makanan lokal justru diabaikan,” ujar Dr. Tan yang dikutip Rudi.
Lebih parahnya lagi menurut Dr. Tan, ada menu aneh seperti "daging olahan tipis berwarna pink" hingga susu bergula yang jelas tidak sesuai untuk anak-anak.
Program MBG sendiri menghabiskan anggaran Rp171 triliun pada 2025 dan rencananya meningkat hingga Rp235 triliun tahun depan.