bisnisbandung.com - Sejak resmi dijalankan pada Januari 2025, program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menjadi sorotan publik.
Hingga September 2025, tercatat lebih dari 5.000 kasus dugaan keracunan terjadi di sejumlah daerah, menurut data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia. Lembaga riset ekonomi INDEF juga melaporkan lebih dari 4.000 kasus dengan temuan serupa.
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah pengawasan selama sembilan bulan pelaksanaan program.
Baca Juga: Soal LHKPN Minus Wahyudin Moridu, PDIP Beri Tanggapan
KPAI mencatat ribuan laporan keracunan, dengan kasus tertinggi di Jawa Barat, diikuti Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Bengkulu.
KPAI melibatkan anak-anak dalam riset partisipatif atau child-led research di 12 provinsi. Dari survei terhadap ribuan responden, sebagian besar anak memahami tujuan positif MBG seperti membantu menghemat uang jajan, membiasakan pola makan teratur, dan meningkatkan konsentrasi belajar.
Namun, banyak juga yang mengeluhkan makanan basi, berbau, atau tidak layak konsumsi. Sebagian anak bahkan mengaku pernah menerima makanan mentah atau rusak.
Baca Juga: Gara-Gara Video Celotehan 'Rampok Uang Negara' Viral, Wahyudin Moridu Resmi Dipecat PDIP
Hasil temuan menunjukkan sejumlah masalah utama, mulai dari kualitas makanan, rasa, jadwal distribusi yang tidak tepat waktu, hingga minimnya standar kebersihan di dapur penyedia.
Selain itu, KPAI menilai pelibatan pemerintah daerah masih lemah. Banyak dinas pendidikan belum dilibatkan aktif dalam implementasi, sehingga pengawasan berjalan tidak optimal.
Jasra Putra menegaskan bahwa KPAI telah mengirimkan rekomendasi resmi sejak Mei 2025. Beberapa poin utama adalah perlunya evaluasi menyeluruh dari perencanaan hingga pengawasan, peningkatan standar kebersihan, serta pengawasan berlapis terhadap penyedia makanan bergizi.
“Nah, jadi ini temuan dari child-led research yang disampaikan oleh anak, dari anak. Maka rekomendasi anak sebetulnya pertama, menginginkan ada perbaikan, baik dari kualitas, rasa, maupun jadwal yang tepat,” ucapnya dilansir dari youtube CNN Indonesia.
“Kemudian termasuk juga keamanan pangan, di mana pemberitaan belakangan ini cukup banyak terkait dugaan keracunan tersebut,” tegasnya.
Baca Juga: Menkeu Optimis Investor Asing dan Dana Dalam Negeri Akan Masuk ke Indonesia