bisnisbandung.com - Rencana pemidanaan terhadap Founder Malaka, Ferry Irwandi, terus menuai perdebatan.
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI periode 2011–2013, Laksda TNI (Purn) Soleman B Ponto, menilai pernyataan Ferry berpotensi dianggap sebagai bentuk framing yang menyudutkan militer.
Menurut Ponto, beberapa unggahan di media sosial yang menyebut adanya darurat militer dipandang mengarah pada pencemaran nama baik institusi.
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Ferry dalam sebuah diskusi publik yang menyebut keterlibatan anggota TNI dalam kerusuhan demonstrasi.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Baru Dilantik, Kritik Banjir! Awalil Rizky Bongkar Risiko Besar untuk Prabowo
Meski telah ditunjukkan bantahan dari aparat kepolisian melalui video resmi, klaim tersebut tetap dibiarkan menggantung sehingga menimbulkan kesan seolah militer sedang menjalankan darurat militer.
Ponto menilai rangkaian pernyataan itu tidak berdiri sendiri, melainkan membentuk narasi yang bisa dimaknai sebagai upaya menggiring opini publik.
Dari sudut pandang militer, hal tersebut bukan lagi soal individu, melainkan menyangkut institusi secara keseluruhan.
Ia menegaskan bahwa rasa keberatan yang muncul di tubuh TNI tidak hanya dirasakan oleh pejabat aktif, melainkan juga oleh para prajurit hingga pensiunan.
Baca Juga: Mini Radical Break! Rocky Gerung Prediksi Reshuffle Kabinet Periode Kedua Prabowo
Kontroversi ini memunculkan perdebatan mengenai batas antara kebebasan berekspresi dan potensi pencemaran nama baik.
Jika bagi masyarakat sipil pelaporan hukum dapat dilakukan secara pribadi, bagi militer penghinaan dianggap melekat pada institusi.
“Nah, ingin saya sampaikan itu apa? Ya, betul kalau dibilang tadi bagi orang sipil ini mungkin hanya per orang, tapi kalau bagi militer tidak,” katanya dilansir dari youtube CNN Indonesia.
Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Puji Purbaya: Bisa Ringankan Beban Presiden Prabowo
“Yang saya rasakan akan sama dengan yang dirasakan oleh prajurit yang ada di Papua sana. Itu militer loh. Makanya kita ingat, sebagai militer itu ketersinggungannya bukan pribadi tapi institusi,” terusnya.