bisnisbandung.com - Rencana Satuan Siber TNI untuk melaporkan CEO Malaka, Ferry Irwandi, menuai kritik tajam. Langkah tersebut dinilai tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi TNI yang seharusnya berfokus pada pertahanan negara dari ancaman luar negeri.
Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid, menilai rencana pelaporan ini bisa menjadi blunder.
Menurutnya, aturan hukum sudah menegaskan bahwa pencemaran nama baik tidak dapat dikenakan terhadap institusi negara, melainkan hanya individu.
Baca Juga: Reshuffle Mendadak, Mahfud MD Akui Terkejut Saat Budi Gunawan Dicopot
Jika laporan dilakukan menggunakan atribut resmi dan melibatkan satuan TNI, maka hal itu tidak lagi mencerminkan kepentingan pribadi, melainkan institusional.
Lebih jauh, Usman menjelaskan bahwa ancaman siber yang menjadi tanggung jawab TNI seharusnya terbatas pada aspek pertahanan, bukan ranah penegakan hukum pidana.
Dalam konteks kasus Ferry Irwandi, tuduhan yang dilontarkan lebih berkaitan dengan penegakan hukum, sehingga menjadi kewenangan kepolisian, bukan TNI.
“Sementara ancaman siber yang dimaksud dalam kasus Ferry Irwandi adalah ancaman dalam konteks penegakan hukum pidana, dan itu wewenangnya polisi,” lugasnya dilansir dari youtube CNN Indonesia.
Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Puji Purbaya: Bisa Ringankan Beban Presiden Prabowo
Selain itu, Usman juga menekankan bahwa pernyataan Ferry mengenai isu darurat militer merupakan bentuk ekspresi yang dilindungi konstitusi.
“Apa yang disampaikan oleh Ferry Irwandi melalui akun media sosial tentang darurat militer itu adalah bagian dari ekspresi yang sah,” ungkapnya.
Ekspresi pendapat di ruang publik tidak dapat dianggap sebagai pencemaran nama baik terhadap institusi, karena institusi negara bukanlah entitas yang bisa merasa tersinggung.
Dalam dialog publik sebelumnya, Ferry sempat menyinggung dugaan keterlibatan oknum TNI dalam kerusuhan demonstrasi pada akhir Agustus.
Meskipun hal itu menuai bantahan, perdebatan yang terjadi dianggap masih dalam batas wajar sebagai diskursus intelektual.
Baca Juga: Mini Radical Break! Rocky Gerung Prediksi Reshuffle Kabinet Periode Kedua Prabowo