Ia juga menyinggung proses pemilihan yang dilakukan melalui pembukuan karena tidak ada calon lain.
“Kalau saya tanya aklamasi atau tidak? Kalau waktu itu kan Pak Hasto masih ada itu aklamasi. Ya sudah,” katanya.
Megawati kembali menegaskan bahwa ia bukan ketum yang ingin dilayani melainkan pemimpin yang dipercaya untuk menjaga ideologi partai tetap hidup.
Ia menyebut ideologi tersebut sebagai bendera perjuangan partai.
"Saya bukan ketua umum yang untuk dilayani. Saya adalah ketua umum supaya saya selalu dipercaya untuk menjaga api ideologi agar tidak padam," tegasnya.
Baca Juga: Ragam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Untuk Menurunkan Fenomena Rojali Dan Rohana
Dalam pidatonya Megawati juga menyinggung pentingnya memahami sejarah Pancasila dan menolak pandangan yang mencoba menyimpangkan narasi Bung Karno sebagai penggali Pancasila.
"Kalau nggak cocok ya jangan masuk sini. Kalau mau di sini, harus tahu Pancasila," katanya lantang.
Menariknya Megawati juga menyebut bahwa Pancasila bisa menjadi ideologi universal yang dapat diterapkan di negara lain.
"Ketika saya diundang ke China, saya sampaikan bahwa Pancasila itu bukan milik Indonesia saja tapi bisa bersifat universal. Bisa dipakai negara-negara lain," ujar Megawati.***