Sebab, tokoh-tokoh yang diberi pengampunan tersebut dikenal memiliki sikap berseberangan dengan pemerintah saat itu.
Oleh karena itu, menurutnya, kemungkinan besar terdapat kekuatan politik lain yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut.
Meskipun ia menyampaikan pernyataan tersebut secara tersirat dan semi-satir, Feri menggambarkan adanya aktor kuat yang memainkan peran dalam dinamika ini.
Ia menilai bahwa kebijakan tersebut tidak bisa dilepaskan dari manuver politik pasca-kepemimpinan nasional, dan adanya upaya pengaturan ulang posisi kekuasaan oleh pihak-pihak tertentu.***
Baca Juga: Berbondong-Bondong 143 Guru Mundur dari Sekolah Rakyat, Ada Apa?