bisnisbandung.com - Kontroversi seputar pernyataan mantan Rektor UGM, Sofian Effendi, mengenai keabsahan ijazah mantan Presiden Jokowi, menuai sorotan.
Wakil Ketua Umum Jokowi Mania, Andi Azwan, menilai bahwa penarikan pernyataan Sofian tidak dilatarbelakangi tekanan eksternal, melainkan karena kesadaran akan kekeliruan yang telah disampaikan.
“Menurut saya tidak ada tekanan untuk ini, karena saya melihatnya ini adalah kekeliruan dari Pak Sofian,” lugasnya dilansir dari youtube Official iNews.
Baca Juga: TERBONGKAR! 9 BUMN Nunggak Utang di BJB, Nilainya Bikin Geleng-Geleng!
Menurut Andi, penyampaian Sofian dalam wawancara yang sebelumnya tersebar di media sosial tidak berlangsung spontan.
Ia menduga adanya arahan dalam proses tersebut yang menunjukkan keterlibatan pihak lain, termasuk kelompok yang disebut sebagai Roy CS.
“Bahwasanya dalam wawancara tersebut, ya kalau kita lihat itu bukan mengalir, memang ada pengarahan di sana, gitu loh,” singgungnya.
Nama Roy Suryo juga turut disebut dalam kaitannya dengan isu yang dinilai bernuansa politis.
Baca Juga: Polri Sikat Tambang Ilegal di IKN, Beberkan Kronologi 351 Kontainer Batu Bara Diamankan
“Beliau sadar bahwasanya, ya, beliau sudah digunakan oleh pihak-pihak dari Roy CS, gitu,” tutur waketum Jokowi Mania tersebut.
Andi menegaskan bahwa isu seputar ketidaklulusan dalam mata kuliah dasar umum atau MKDU seharusnya didasarkan pada data konkret, bukan spekulasi yang berkembang.
Ia juga menyatakan bahwa tokoh-tokoh yang mengangkat isu ini sebagian besar merupakan mantan pejabat atau akademisi, sehingga keabsahan argumen mereka perlu divalidasi oleh pihak UGM yang masih aktif saat ini.
Sementara itu, rumor mengenai adanya tekanan terhadap Rektor UGM saat ini, Profesor Ova Emilia, juga dinilai sebagai bagian dari narasi yang tidak berdasar.
Baca Juga: Awalil Rizky: Makan Bergizi Gratis Kok Pakai Utang? Rakyat Harus Tahu!