Bisnisbandung.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa hingga saat ini terdapat sekitar 10.000 desa di Indonesia yang belum mendapatkan akses listrik.
Dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Bahlil menekankan pentingnya percepatan elektrifikasi desa melalui pendekatan yang lebih efisien dan berkelanjutan.
“Jadi, energi ini harus juga dirasakan di desa-desa. Dan dalam hitungan kami ada sekitar 5.600 desa yang harus kita lakukan. Tapi tadi saya dapat laporan, katanya PLN 10.000 desa, ya,” ujarnya dilansir dari youtube Kompas TV.
Baca Juga: Hukuman Dikurangi, Pegiat Media Sosial Khawatir Setya Novanto Meramaikan Pemilu 2029 Dibalik Layar
Ia menyatakan bahwa arahan langsung dari Presiden mendorong pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai solusi utama bagi wilayah-wilayah yang belum memiliki sambungan listrik.
“Pak Presiden meminta kepada kami untuk menghitung agar desa-desa yang belum ada listriknya kita pakai PLTS,” terangnya.
Menurut Bahlil, pembangunan jaringan listrik konvensional ke desa-desa terpencil tidak selalu efisien karena kendala geografis dan biaya yang tinggi.
Dengan menggunakan PLTS, distribusi listrik bisa dilakukan secara lokal tanpa harus menarik jaringan dari pusat-pusat kota atau kabupaten.
Baca Juga: Ada Restu Pimpinan untuk Backing Situs Judi Online, Budi Arie dalam Sorotan
Bahlil juga menjelaskan bahwa data yang dimiliki internal kementerian sebelumnya mencatat sekitar 5.600 desa yang belum berlistrik.
Namun setelah diverifikasi bersama PLN, jumlah tersebut diperbarui menjadi 10.000 desa. Ia menekankan bahwa sinkronisasi data antarlembaga sangat penting agar program prioritas bisa dijalankan dengan tepat sasaran.
Pernyataan ini ia sampaikan saat memaparkan rencana subsidi energi dalam RAPBN 2026. Pemerintah mengusulkan anggaran subsidi listrik sebesar Rp97,37 triliun hingga Rp104,97 triliun.
Subsidi ini ditujukan bagi pelanggan dari golongan rumah tangga miskin dan rentan, serta pelaku usaha kecil.
Baca Juga: Ade Armando Jadi Komisaris, Adi Prayitno: Itu Sangat Layak Karena Kontribusinya
Ia juga menambahkan bahwa jumlah pelanggan subsidi akan meningkat menjadi lebih dari 44 juta pelanggan pada 2026, naik dari 42,8 juta pada APBN 2025, sebagai hasil integrasi data kesejahteraan sosial (DTKS) dengan data dari PLN dan kementerian terkait.