Bisnisbandung.com - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding memberikan klarifikasi usai pernyataannya dalam kuliah umum di Universitas Diponegoro menjadi sorotan publik.
Karding menegaskan bahwa imbaunya agar warga mempertimbangkan bekerja ke luar negeri bukan berarti "mengusir rakyat" dari Indonesia.
"Saya tidak pernah menyatakan kalian harus kerja ke luar negeri. Saya hanya bilang bahwa itu adalah alternatif pilihan yang cukup menjanjikan," tegas Karding yang dikutip dari youtube kompas.
Baca Juga: Cara Mengendalikan Emosi Secara Elegan
Menurut Karding saat ini Indonesia memiliki job order atau permintaan tenaga kerja luar negeri sebanyak 1,7 juta namun baru terisi sekitar 297 ribu orang.
Artinya masih ada lebih dari 1,4 juta peluang kerja yang belum dimanfaatkan.
"Kalau ada lowongan yang kosong kenapa tidak diisi oleh masyarakat Indonesia? Gaji di luar negeri besar, bisa transfer skill, bahkan membangun jejaring global," jelasnya.
Karding menegaskan imbauan itu tidak bisa diartikan sebagai bentuk keputusasaan pemerintah menciptakan lapangan kerja dalam negeri.
"Saya bilang ini pilihan. Pemerintah tetap serius menciptakan lapangan kerja di dalam negeri lewat investasi dan program-program besar seperti hilirisasi MBG dan koperasi Merah Putih," katanya.
Baca Juga: Cara Merasakan Tuhan Dalam Segala Ciptaan
Sebagai informasi dua program besar tersebut masing-masing diprediksi akan menyerap lebih dari 2 juta tenaga kerja.
Penempatan pekerja migran disebut Karding juga berkontribusi besar pada devisa negara.
Dengan hanya 297 ribu pekerja migran Indonesia sudah memperoleh Rp253,3 triliun.
"Kalau kita bisa menempatkan 425 ribu orang saja maka devisa negara bisa tembus Rp439 triliun dan itu berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,46%," ungkapnya.
Baca Juga: Cara Merasakan Kasih Tuhan