Bisnisbandung.com - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dinilai meninggalkan warisan kerusakan sistemik yang berat bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini diungkapkan oleh Dr. Rudyono, akademisi dan pengamat hukum dalam youtube Anak Bangsa TV.
Menurut Rudyono pemberantasan korupsi yang kini gencar dilakukan Kejaksaan Agung di era Prabowo merupakan respons atas kondisi kelembagaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca Juga: Diamnya Presiden dan DPR, Tuntutan Pemakzulan Gibran Dinilai Dibiarkan Bergulir Secara Politik
Rudyono menilai KPK sudah kehilangan efektivitas sejak kepemimpinan sebelumnya di mana seleksi pimpinan KPK masih dikendalikan rezim Jokowi.
“KPK ini sebenarnya dibentuk karena kegagalan Kepolisian dan Kejaksaan dalam memberantas korupsi tapi ironisnya pimpinan KPK justru diisi oleh pejabat dari institusi yang dianggap gagal itu,” ujar Rudyono.
Lebih lanjut Rudyono menyoroti dominasi kekuasaan oleh kelompok-kelompok yang masih berafiliasi dengan rezim Jokowi dalam kabinet Prabowo.
Ia menilai hampir 17 kursi menteri dan pejabat strategis adalah titipan dari mantan presiden itu.
Sehingga menyulitkan pemerintahan baru untuk membersihkan birokrasi dan penegakan hukum secara maksimal.
Baca Juga: Ade Armando Turut Bersuara Soal Polemik Fadli Zon, Ini Soal Luka Sejarah Bangsa
“Jokowi menjalankan strategi mempertahankan kekuasaan dengan menguasai jaringan dan sumber daya yang masih sangat kuat termasuk di kementerian dan BUMN. Ini jadi jebakan besar bagi Prabowo,” terang Rudyono.
Rudyono juga mengkritik kebijakan dan regulasi yang dinilai melegalkan praktik korupsi dan pemerasan melalui Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada saat ini.
Ia menyebut SOP kerap digunakan untuk menutup kejahatan para koruptor dan memperumit akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang idealnya menjadi hak masyarakat luas.
Selain itu kasus kerusakan lingkungan di Raja Ampat yang melibatkan kepentingan ekonomi juga menjadi sorotan di mana kerusakan ini sudah sampai ke tingkat perhatian internasional dan menjadi beban bagi citra Indonesia di mata dunia.
Baca Juga: Jurnalis Senior Soroti Kebijakan Jokowi Banyak Dianulir, Prabowo Dinilai Tunjukkan Arah Berbeda