Dalam sesi diskusi Xanana juga menyinggung tentang diplomasi modern yang semakin bergantung pada teknologi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Dia menilai diplomasi kini kehilangan nilai-nilai kemanusiaan karena perang dan konflik kian efisien dengan teknologi tanpa melibatkan manusia secara langsung.
"Perang sekarang bukan lagi soal strategi otak secara langsung tapi sudah diwakilkan oleh komputer dan drone," ujarnya.
Dia berharap negara-negara kecil seperti Timor Leste mampu mengambil peran diplomasi yang humanis dan menegakkan keadilan global mengingat negara-negara besar justru kerap berselisih dan bersaing dengan senjata nuklir.
Baca Juga: Impeachment Gibran Sulit Terwujud, Pakar Soroti Kuatnya Relasi Prabowo dan Jokowi
Xanana menutup pidatonya dengan pesan agar diplomasi menjadi kekuatan utama untuk menghindari peperangan dan membangun masa depan yang damai.
Dia juga mengajak Timor Leste untuk menunjukkan bahwa "small is beautiful" dan mampu memberikan kontribusi nyata di dunia internasional.***