Dalam sesi diskusi Xanana juga menyinggung tentang diplomasi modern yang semakin bergantung pada teknologi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Dia menilai diplomasi kini kehilangan nilai-nilai kemanusiaan karena perang dan konflik kian efisien dengan teknologi tanpa melibatkan manusia secara langsung.
"Perang sekarang bukan lagi soal strategi otak secara langsung tapi sudah diwakilkan oleh komputer dan drone," ujarnya.
Dia berharap negara-negara kecil seperti Timor Leste mampu mengambil peran diplomasi yang humanis dan menegakkan keadilan global mengingat negara-negara besar justru kerap berselisih dan bersaing dengan senjata nuklir.
Baca Juga: Impeachment Gibran Sulit Terwujud, Pakar Soroti Kuatnya Relasi Prabowo dan Jokowi
Xanana menutup pidatonya dengan pesan agar diplomasi menjadi kekuatan utama untuk menghindari peperangan dan membangun masa depan yang damai.
Dia juga mengajak Timor Leste untuk menunjukkan bahwa "small is beautiful" dan mampu memberikan kontribusi nyata di dunia internasional.***
Artikel Terkait
Warga Pasirmunjul Purwakarta Direlokasi dan Dapat Bantuan Rp10 Juta, Gubernur Jawa Barat dan Kepala Desa Bersinergi Tangani Pergeseran Tanah
Jawa Barat Perkuat Perlindungan Guru, Dedi Mulyadi: Orang Tua Diminta Berkomitmen
Tiga Instruksi Farhan untuk Satpol PP Bandung untuk Jaga Ketertiban Kota
Wakil Presiden Gibran Kenang Bung Karno, Inspirasi Bangsa dan Generasi Muda
Dukung Pelayanan Kesehatan, Wakil Presiden Gibran Janji Sediakan Alat Medis untuk Puskesmas Blitar
Di Timor Leste, Rocky Gerung Bicara Soal Demokrasi, Keadilan, dan Masa Depan Dunia