nasional

“Licik Sekali” Pegiat Media Sosial Kritik Keras Tanggapan Bobby Nasution Soal Pemindahan Pulau di Aceh

Rabu, 11 Juni 2025 | 19:00 WIB
Bobby Nasution bersama Gubernur Aceh (Tangkap layar youtube Hersubeno Point)

bisnisbandung.com - Pegiat media sosial Alifurrahman melontarkan kritik keras terhadap keputusan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait pemindahan kekuasaan atas empat pulau dari Aceh ke Sumatera Utara.

Ia menilai langkah tersebut tidak hanya janggal secara administratif, tetapi juga menyiratkan dugaan manuver politik yang berkaitan dengan posisi Gubernur Sumut, Bobby Nasution.

Dalam analisisnya, Alifurrahman menyebut pemindahan Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek sebagai keputusan yang mencurigakan, terutama karena dilakukan tanpa gejolak isu sebelumnya.

“Tiba-tiba empat pulau di Aceh digeser atau diambil kepemilikannya dari Aceh untuk dipindahkan secara kekuasaan ke Sumatera Utara oleh Tito Karnavian atau Kemendagri,” tuturnya dilansir dari youtube Seword TV.

Baca Juga: Kontroversi Keputusan Kemendagri Dinilai Bisa Membuka Luka Lama Rakyat Aceh, Sorotan Jurnalis Senior

Ia menyoroti bahwa landasan keputusan ini merujuk pada kesepakatan tahun 1992, padahal sejak saat itu wilayah-wilayah tersebut telah dikelola oleh Aceh.

Menurut pandangan Alifurrahman, merujuk kembali pada kesepakatan 1992 tanpa memperhatikan kondisi mutakhir dianggap sebagai bentuk ketidakadilan administratif.

Ia menganggap bahwa selama ini tidak pernah muncul konflik terkait kepemilikan keempat pulau tersebut, dan perubahan status ini baru terjadi setelah Bobby Nasution menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara.

Baca Juga: Bukan Fitnah! Mahfud Bongkar Alasan Budi Arie Diseret Kasus Judol

Hal ini memunculkan dugaan bahwa ada korelasi antara perubahan administratif dan posisi politik Bobby yang merupakan menantu mantan Presiden Joko Widodo.

Alifurrahman juga mengkritik pernyataan resmi dari Bobby Nasution yang menegaskan bahwa keputusan ini murni dari Kemendagri tanpa intervensi.

Menurutnya, narasi semacam ini justru semakin memperkuat kecurigaan publik, karena dianggap tidak selaras dengan pola-pola keputusan politik yang terjadi sebelumnya, termasuk kasus serupa yang terjadi di tingkat nasional.

“Dia kemudian mencoba melakukan satu komunikasi-komunikasi yang mungkin bagi dirinya dianggap adalah sebuah ucapan-ucapan yang bijaksana seperti sangat dewasa. Tapi sebenarnya itu bagi orang-orang yang paham, itu jelas sangat licik sekali,” gamblangnya.

Baca Juga: Helmy Yahya Bongkar Strategi Dedi Mulyadi yang Bikin Publik Terkesima

Halaman:

Tags

Terkini