Bisnisbandung.com - Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer menanggapi kritik publik yang menyebut penyelenggaraan job fair hanya sebagai formalitas tanpa peluang kerja nyata.
Ia menegaskan bahwa setiap lowongan kerja yang ditampilkan dalam ajang job fair telah melalui proses validasi dan verifikasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
“Semua kita validasi, kita verifikasi. Ketika kita minta para mitra industri kita terkait rekrutmen tenaga kerja, kita pastikan dulu lapangan pekerjaan apa yang kiranya dibuka ke publik,” tegasnya dilansir dari youtube Kompas TV.
Baca Juga: DPR Akui Ada Kerusakan Tambang di Raja Ampat, Tapi Masih Tunggu Evaluasi?
Dalam beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan oleh keluhan pencari kerja yang merasa bahwa job fair yang mereka hadiri tidak menawarkan peluang kerja nyata.
Bahkan, muncul dugaan bahwa sejumlah perusahaan yang hadir tidak benar-benar membuka lowongan. Menanggapi hal itu, Wamenaker memastikan bahwa kementerian tidak akan membiarkan informasi palsu tersaji kepada publik.
Setiap pelaksanaan job fair, menurut penjelasannya, melibatkan proses klarifikasi langsung kepada pihak industri atau perusahaan terkait posisi yang benar-benar dibutuhkan.
Informasi tentang jumlah posisi yang dibuka hingga rincian jenis pekerjaan diklaim telah dikonfirmasi terlebih dahulu sebelum acara digelar.
Baca Juga: Kesehatan Jokowi Disorot Usai dari Vatikan, Begini Penjelasannya
“Jadi ketika dibilang ya kan saya sempat kaget juga ketika itu dibilang formalitas karena kita sebelumnya juga ada job fair di Jakarta Timur, kemudian Jakarta, lantas Bali, dan semua itu berjalan lancar. Tidak ada yang formalitas,” jelasnya.
Dalam beberapa event sebelumnya yang diadakan di berbagai daerah seperti Jakarta Timur, Jakarta Pusat, hingga Bali, Wamenaker menyatakan seluruh proses berlangsung sesuai prosedur dan tanpa adanya unsur formalitas.
Namun, ia juga mengakui bahwa lonjakan jumlah pencari kerja sering kali menciptakan kesan tidak seimbang antara ketersediaan lowongan dan antusiasme pelamar.
Baca Juga: Rakyat Nganggur, Elit Malah Rangkap Jabatan? Ini Sindiran Tajam Pengamat Politik
Seperti yang terjadi pada job fair di Bekasi, di mana jumlah pelamar mencapai puluhan ribu, padahal kebutuhan riil hanya sekitar dua ribu posisi.
Situasi ini dinilai turut memicu persepsi negatif bahwa job fair tersebut hanya formalitas, meski sebenarnya tidak demikian.